Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

cerita perihal wayang-topeng, ada pula yang bermain udung dan gegendongan. Itulah pula adat kuna, anak-anak bermainmain sesuka hatinya. Namun Ki Jaka Karewet tak mau mengumpuli teman-temannya, hanya menyendiri saja kesukaannya.

Pada suatu ketika Ki Jaka Karewet manakala sedang menggembala sapi dan kerbaunya, terpisah jauh dari teman-teman Pajagalan. Masuk ke dalam hutan belantara, Ki Jaka Karewet merasa letih badannya. Mengasolah Ki Jaka Karewet di sebuah padang yang tak jauh letaknya dari tengah-tengah hutan-belantara tadi. Duduklah dia di atas tanah, menjelang matahari hampir terbenam tampak olehnya dari kejauhan sebatang pohon beringin yang baru sekilan tingginya (sekilan; ukuran panjang dihitung dari ujung jari ibujari sampai ujung jari kelingking).

Batangnya tak akan melebihi sebesar lidi, namun kelihatan kokoh. Batang pohon bercabang empat, daun-daunnya kecil lemas membentuk bagaikan "cunduk mentul" (sejenis tusuk konde, kebiasaan dikenakan pada temanten putri, Bentuk memanjang, melebar bagian atas dengan disertai pengikat yang dapat lemas bergerak-gerak). Rupanya Ki Jaka Karewet senang melihat pohon beringin yang kecil setinggi sekilan tadi.

Dalam hatinya Ki Jaka Karewet ingin sekali memilikinya, bukankah daunnya serupa benar dengan bentuk sunting? Segera dicabutnya pohon beringin bercabang empat tadi, terbawa juga akar-akarnya. Bukan main senang Ki Jaka Karewet. dalam hatinya ingin sekali bakal memakai dedaunan pohon beringin tadi untuk penghias telinganya.

Sudah menjadi kehendak tuhan Yang Mahaesa, akar-akar dari pohon beringin yang dicabutnya terlilit "akar-mimang" (akar-mimang adalah jenis akar yang dapat mendatangkan kesaktian bagi si pemakainya, biasanya dipakai melilit perut sebagai pengikat atau sabuk) Jaka Karewet memakainya akarmimang tadi sebagai sumping (suntingan), bentuk serasi atas dan bawah, depan maupun belakangnya.

Seketika itu juga diri Jaka Karewet menjadi "siluman" (tak kelihatan oleh siapa pun atau hilang), manusia tak akan dapat melihatnya. Reksasa-reksasa, prayangan dan peri-lelembut (roh-

46