Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/45

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bul belas kasihannya. Raden Jaka Sungging segera disuruhnya mendekat, dan dengan menyembah laju menggeser tempat duduknya mendekat pada kaki Raja Ong te. Raja Ong te menjengukkan kepalanya, sambil berbisik pada Raden Jaka Sungging Prabangkara.

"Wahai anakku, mengapa pula kau berbohong diri, sudah sewajarnya kau ceritakan siapakah orang tuamu itu” dengan rendah hati Jaka Sungging Prabangkara menjawab, "Junjunganku Raja Agung Sri Ong Te, maafkan diri hamba dikarenakan hamba berbohong.

Namun apapun perintah raja Ong Te akan kujalankan, bahwasanya hamba ini putra dari Raja Brawijaya Majapahit Ratu di Tanah Jawa. Terlahir dari istri ampeyan (selir, bukan permaisuri), ibu anak dari seorang jagal berpangkat mantri di Majapahit.

Kedatangan hamba di daratan Cina ini, sekedar menjunjung tinggi perintah Raja Brawijaya Majapahit. Tugas dan kewajiban hamba, tertulis sudah dalam sepucuk surat yang hamba bawa ini.

Segala cerita perihal isi surat telah disampaikan kepada Raja Agung Ong Te, tak terkatakan lagi bagaimana rasa haru yang menimpa sang raja. Pilu hatinya seakan-akan dirinya sendiri yang menderita, hati sedih serasa tersayat-sayat turut memikirkannya.

Berkatalah Raja Ong Te, "Kau Sungging Prabangkara, aku sebagai pelindungmu sekarang. Tak kuhalangi kehendakmu menyandikan diri, namun kehendakku mulai sekarang baiklah cucuku berada di istanaku. Ibumu dan saudara-saudaramu akan kuperintahkan juga untuk diboyong kemari", Jaka Sungging berterimakasih dan menyerahkan segala-galanya pada Raja Ong Te.

Kepada Raja Si Tong Ki Sae diperintahkan untuk menjalankan tugas memboyongi ibundanya Raden Jaka sungging Prabangkara beserta keluarganya.

Konon janda Kim Liong beserta putrinya Keng Mu Wah telah diboyongi ke istana, dan oleh raja mereka ditempatkan di

43