Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kata pun terucap dari mulutnya, tertegun melihat kejadiannya. Sungguh jauh asal pemuda rupawan ini

Runtuhlah hati janda Kim Liong melihat Raden Jaka Sungging Prabangkara, belas-kasih tertumpah padanya. Berkatalah janda Kim Liong, "Ananda Jaka Sungging kalau demikian ananda sudah di seberang terbawa terkatung-katung melayang di akasa-raya dideru derasnya angin.

Amat jauh daratan Cina ini dengan Tanah Jawa, tenggara arahnya pulau Jawa itu dari daratan Cina.

Kalau mau ke Tanah Jawa amatjauh letaknya, harus melalui samodra luas, melintasi pulau-pulau yang besar tersebar di mana-mana.

Kalau berlayar melalui samodra, memakan waktu 3 bulan itu pun dibantu oleh keajegan angin. Ananda, almarhum pamanda dulu pernah pula berlayar ke Tanah Jawa. Suamiku dulu pernah pula pergi ke Kerajaan Majapahit, mengikuti putri Raja Ong Te yang akan diperjodohkan dengan Ratu Majapahit.

Namun kabar yang kudengar, betulkah sang putri dari Cina itu sudah berpisah dengan Raja Majapahit? Berita yang tersiar, waktu itu Putri Cina sedang mengandung 7 bulan. Atas kehendak Raja Majapahit, Putri Cina ditrimakan (diberikan) pada putranya yang berada di Palembang,

Beliau bernama Raden Arya Damar, memperistri putri triman dari Raja Majapahit, itulah si Putri Cina, benarkah berita itu ananda? Raden Jaka Sungging Prabangkara menjawab, "Ibu, itu benar.

Sekarang ibunda Putri Cina itu telah melahirkan, seorang bayi lelaki. Rupanya tak ubah rama Sang Ratu” janda Kim Liong meyautnya, "Duhai putranda, bagaimana pula bentuk dan ujudnya yang ananda naiki kurungan itu, ingin ibu akan melihatnya”, Raden Jaka Sungging Prabangkara segera mengantarkan janda Kim Liong melihat kurungan tempat Raden Sungging Prabangkara menunaikan tugasnya.

Berjalanlah mereka bertiga menuju tempat kurungan, Raden Jaka Sungging Prabangkara ada di depan, janda Kim Liong di belakangnya, putri sang janda si Keng Mu Wah tak jauh dari ibu-

37