Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

penyakit di desa ini. Namun apakah kau ini manusia sesungguhnya, katakanlah padaku dengan sebenarnya? Apakah kau ini si Liong Te Pekong?

Yang datang akan mencabut kehidupanku, dan mendatangkan pati padaku? Kalau kau ini manusia sesungguhnya, coba katakan dari mana asalmu, dan daerahmu itu namanya apa?

Siapa pula namamu?" Raden Jaka Sungging Prabangkara dengan sopannya menjawab, suara halus mengenakkan hati. Satu persatu pertanyaan janda Kim Liong dijawabnya dengan memuaskan, bahasa yang dipergunakannya bahasa Cina.

Konon Raden Jaka Sungging Prabangkara paham akan aksara Cina, yang memberi pelajaran tak lain emban (abdi perempuan) permaisuri Raja Brawijaya yang berasal dari Negara Cina.

Konon banyak pula wadyabala, para mantri dari Cina yang turut ke Majapahit, mengikuti Putri Cina permaisuri Raja Brawijaya. Tak mustahil, bahwa Raden Jaka Sungging Prabangkara fasih dan lancar dalam menggunakan bahasa dan tulisan Cina. Terjawab sudah semua pertanyaan janda Kim Liong, oleh Raden Jaka Sungging Prabangkara.

VII. Lagu Pocung, 49 bait.
Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir dari bait ke-49.
Baris 1 dari bait ke-1;
Lah ta biyung kula pan dede lelembutan
Baris 1 dari bait ke-49, dan baris akhir.
Negundhung-undhung nibok randha artanipun,
margi saking suta panggihan kanthinya.

Terjemahan

"Ibu, aku ini bukannya lelembut (roh-halus), bukan pula perayangan, bukan danyang atau demit dan bukan pula Ong Te Pekong, dan bukan dewa diriku ini.

Sesungguhnya aku ini manusia seperti ibu, aku berasal dari Tanah Jawa. Aku orang Jawa mengabdi pada Raja Agung Majapahit.

Terlahir dari keturunan orang hina dan papa, namaku Prabangkara. Tak kenal aku akan budi luhur, tanpa budaya diri-

35