Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

janda yang amat miskin dan hidupnya sangat menderita bernama Kim Liong.

Lama sudah ditinggal suaminya (mati), oleh karena itu sangat menyedihkan kehidupannya. Nista dan papa yang disandangnya di desa Yutwai itu.

Si janda Kim Liong mempunyai anak perempuan satu, rupa ayu manakala si gadis tadi sudah menginjak masuk alam remajanya. Namun terbawa gadis dusun, tak tampak tanda-tanda berahinya.

Keng Mu Wah namanya, gadis dusun yang tak mengenal kebagusan busana, apalagi menyandang perabotan perhiasan layaknya sebagai wanita. Susah pula hidupnya, melarat dan menderita. Tak berayah lagi, setiap hari membantu ibunya janda Kim Liong bekeija mencari makanan di hutan dekat dusun Yutwai tadi.

Kayuan-kayuan, daun-daunan dijadikan mata pencahariannya. Dijualnya ke desa dekatnya, harga tak menjadi soal asal laku sekedar untuk menghidupinya berdua.

Uang yang diterimanya, dibelikannya untuk mencukupi keperluan sehari-harinya. Pada suatu ketika, seperti biasanya tiap hari janda Kim Liong bersama anaknya si ayu Keng Mu Wah pergi ke hutan di dekat dusun Yutwai.

Hutan-hutan disusupinya, sekedar mencari dan mengumpulkan kayu-kayuan, daun-daunan untuk sayuran yang akan dijualnya ke pasar dimancapat dan mancanagari.

Waktu itu hari masih pagi waktu menunjukkan jam 8, janda Kim Liong terperanjat melihat adanya sebuah rumah di depannya.

Sadar pula bahwa yang tampak olehnya sebenarnya bukan rumah, hanya bentuknya seakan-akan rumah saja. Rumah yang berbentuk bagaikan rakitan (tatanan) perahu saja ukuran kecil, memakai layar penampung angin, banyak pula tali-temali terkait.

Raden Jaka Sungging Prabangkara mengetahui dan melihat dari kejauhan ada orang yang berusaha akan mendekatinya. Turunlah Raden Jaka Sungging Prabangkara dari kurungan, de-

33