Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

paduka raja terkenal orang yang tahu akan apa yang akan datang,

Paduka raja tahu benar akan segala kekurangan-kekurangannya dalam menjalankan ketertiban hukum. Semuanya dilaksanakan dengan sangat cermat dan berhati-hati, lagipula disertai kebijaksanaan. Putusan paduka tentu akan berdasarkan penelitian-penelitian nyata, sebagai bahan kelengkapan bukti adanyasuatu perkara.

Putranda Raden Jaka Prabangkara, perkaranya pun belum jelas. Tuduhan sudah terlontar padanya, disusul pula putusan "mati" padanya. Suatu putusan yang tidak tepat, bukan demikian ulah seorang yang dinamakan bijaksana dan utama.

Andaikan putusan paduka raja akan terlaksana, Raden Jaka Sungging Prabangkara mati karena hukuman yang dijatuhkan padanya. Pamanda akan bertanya, siapakah orang yang paling menderitanya? Tak ada kekecualiannya dan orang lain yang lebih menderitanya, hanya orang tuanyalah yang menderita. "Mapatih Gajahmada mendekat Prabu Brawijaya disertai isak-tangisnya, "Prabu, jangan diteruskan putusan paduka raja untuk membunuh putranda Raden Jaka Sungging Prabangkara, paduka raja akan menyesalinya di kemudian hari. Ingatlah, Prabu adalah pusat pengendalian tertibnya hukum, Prabu pula pusat pengendalian segala-sesuatunya perihal pelaksanaan adanya peraturan-peraturan."

Prabu Brawijaya tersentuh dalam hati kecilnya, air mata meleleh membasahi kedua pipinya. Hatinya sangat meronta-ronta, sungguh tajam dan membelah hati aturnya pamanda Mapatih Gajahmada, dapat pula mencegah akan perbuatan yang keliru dari rajanya. Akhirnya Raja Brawijaya memutuskan tidak jadi menghukum mati Raden Jaka Sungging Prabangkara, segeralah Raja Majalengka mendekati Mapatih Gajahmada dan membisikinya,

"Paman, aku telah keliru. Trimakasih kuucapkan pada pamanda Mapatih Gajahmada. Namun paman, terserah saja pada anda. Hanya kuminta saja, hendaknya Raden Jaka Sungging Prabangkara meninggalkan Majapahit. Kalau hal ini terlaksana, ja-

22