Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sang Sri angreras driya.

Terjemahan.

Kepada Mahapatih Gajahmada, Raja Brawijaya telah menguraikan hal ihwalnya Jaka Prabangkara dari mula sampai akhir. Kepadanya pula dijelaskan maksud raja untuk membunuh saja Raden Jaka Prabangkara, sebab Raden Jaka Prabangkara sudali dianggapnya sebagai musuh oleh sang Raja Majapahit. Demikian bencinya seakan-akan siang dan malam, wajah Raden Jaka Prabangkara selalu menghantuinya, sehingga raja pun tak dapat nyenyak untuk tidur.

Manakala Mahapatih Gajahmada mendengar penjelasan Raja Brawijaya, sangat sedih hatinya dan menghaturkan pandangannya, "Duli tuanku Raja Majapahit Prabu Brawijaya, mahapatih pamanda Gajahmada tak setuju dengan maksud duli tuanku Prabu Brawijaya untuk membunuh putranda Raden Jaka Prabangkara, dikarenakan hanya dugaan saja yang belum tentu kebenarannya. Sebab, ada peribahasa mengatakan, "Sebuas-buasnya ular yang sangat ampuh bisanya, dan sebuas-buasnya singa pun, mereka si ular dan si singa tak akan memakan anak-anaknya sendiri. Apalagi manusia yang derajadnya lebih tinggi dari hewan, manusia ciptaan Tuhan yang diberinya budi, akal yan sehat dan bijaksana. Tak ada orang tua yang akan makan (membunuh) anaknya sendiri.

Ada pula peribahasa, "Tega dalam sakitnya, namun kalau mati tak akan menegakannya". Apa pula dosa Raden Jaka Prabangkara, bukankah segala sesuatunya itu hanya dikarenakan kesalah pahaman saja, Duli tuanku telah salah duga pada Raden Jaka Prabangkara, apalagi dugaan itu tak bersandarkan buktibukti yang nyata.

Paduka Gusti tak dapat menahan hati, dikarenakan keburu nafsu paduka bertindak yang ceroboh dan tidak senonoh. Marah tak karuan alang-ujurnya, bukankah duli tuanku terkenal seorang raja yang telah putus menjajahi segala penjuru bumi. Bukankah paduka raja pun terkenal, seorang raja yang kayaraya, bukankah pula paduka raja terkenal orang yang arif dan bijaksana dalam mengendalikan pemerintahan. Dan lagipula

21