Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

untuk menghapusnya noda-noda hitam tadi. Raden Jaka Prabangkara memohon maaf kepada raja, atas kekhilafannya itu. Namun raja tetap murka, di dalam benaknya tetap memikirkan adanya noda-noda hitam digambar Ratu Mas Dwarawati, apalagi noda hitam itu dekat dengan kelaminnya Ratu Mas Dwarawati. Dalam hati, raja berpikir apakah Jaka Prabangkara memang sesungguhnya mengetahui, bahwasanya pada alat kelamin Ratu Mas Dwarawati memang ada noda hitamnya?

Raja Brawijaya menyadari, bahwasanya memang permaisurinya ialah Ratu Mas Dwarawati berciri pada alat kelaminnya "tahi-lalat" yang hijau warnanya. Manapula tanda itu tepat benar letaknya pada lukisan Raden Jaka Prabangkara, ingat hal itu Raja bertambah murka adanya.

Dalam hati Raja Brawijaya berkata, "Kalau benar demikian adanya, apakah Jaka Prabangkara sudah mengadakan sanggama dengan adinda Mas Dwarawati? Mengapa pula kalau melakukan hubungan kelamin, Jaka Prabangkara tahu benar akan ciri-ciri istri saya? Berani dan jahat benar Jaka Prabangkara itu, sudah keterlaluan berani mengadakan hubungan kelamin dengan istriku Ratu Mas Dwarawati, anak yang tidak tahu balas budi. Segala kebajikanku, dibalasnya dengan perbuatan bersenggama dengan istriku?"

Tiada luntur amarahnya terhadap Jaka Prabangkara, lamakelamaan malahan menjadi-jadi. Setiap saat tampak oleh raja Jaka Prabangkara, seakan-akan api menjadi-jadi berkobar-kobar urubnya. Demikian pula akan halnya Raja Brawijaya, setiap melihat rupa Jaka Prabangkara menjadi-jadi pula luapan amarahnya. Keputusan Raja Brawijaya terhadap Jaka Prabangkara, Jaka Prabangkara akan dibunuhnya saja.

IV. Lagu Dandanggula, 27 bait.
Baris ke-1, dari bait ke-1 dan baris 1 dan akhir dari bait ke-27.
Baris 1, dari bait ke-1;
Kyana Patih Gajahmada prapti,
Baris 1 dan akhir, dari bait ke-27;
Srinarendra anjetung tan angling,

20