Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/140

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tujuinya ingin kangbok akan membawa serta pulang ke Tingkir keponakanku, putramu si Mas Karebet. Biarlah kangbok yang merawatnya, sukur-sukur dapat membesarkannya di kelak kemudian hari", Nyai Ageng Pengging menjawabnya, "Kangbok Nyai Ageng Tingkir, dengan tangan terbuka kuserahkan putramu Mas Karebet. Namun jangan sekarang dibawa ke Tingkir, biarlah menunggu dahulu sampai saya sembuh".

Nyai Ageng Tingkir menuruti apa usulan Nyai Ageng Pengging, dan memesannya, "Yayi pesanku padamu, bersyukurlah atas nikmat Tuhan yang telah dilimpahkan kepadamu. Mulai sekarang yayi harus selalu lebih waspada terutama akan datangnya goda-rencana yang akan selalu mengganggu keselamatan yayi di Pengging ini. Sudahlah yayi, aku akan kembali ke Tingkir, namun sekali lagi pesanku padamu yayi jagalah Mas Karebet baik-baik, lagipula baik-baiklah kepada putra-sentana Pengging. Yayi, dindalah yang menjadi panutan sesudah dimas Kebokenanga wafat, dinda pula yang bertanggung jawab untuk lestarinya trah Pengging - Pajang nanti. Jangan lupa, semua pesanku dan hati-hati lagipula waspadalah", Nyai Ageng Pengging segera merangkul Nyai Ageng Tingkir seraya berkata, "Kangbok, saya akan mengindahkan segala pesan kangbok. Pangestu kangbok saja siang malam hendaknya selalu akan memberkahiku".

Kembalilah Nyai Ageng Tingkir, sampai sudah di Tingkir dan bertemu dengan Kyai Ageng. Segala hai ihwal mengenai Nyai Ageng Pengging, dari awal sampai akhir diceritakannya, Kyai Ageng Tingkir turut pula merasakan kesusahan adiknya di Pengging tadi.

Konon perjalanan Jeng Sunan Kudus beserta ketujuh sekabat-sekabatnya menuju ke Demak sampai 10 hari di perjalanan, namun belum juga sampai. Ketujuh sekabat-sekabatnya mengira bahwa Jeng Sunan Kudus mengajak mereka untuk lelana-brata, itulah mengapa sampai lama belum sampai juga di tempat tujuannya.

Selama di perjalanan Jeng Sunan Kudus tak ada lain yang dikenang melainkan pada almarhum Kyai Ageng Kebokenanga Pengging, agaknya sudah menjadi papesten bahwasananya Kyai

138