Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/133

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Jika aku memilih yang di depan, tak akan ketemu pula yang kucari. (kemandang-bergema, bersuara namun tak dapat menemukan wujud suara atau gemanya). Bagiku tidak ada pilihan, dan tidak memilih. Sebab kalau aku memilih jelas akan keliru sekali dan sesat tujuh medahap. Sesungguhnya, akan halnya bawah, atas, kiri, kanan, belakang dan depan itu saya yang menjadi pemiliknya. Atau setidak-tidaknya saya mempunyainya atau memilikinya."

Pangeran Kudus kali ini menanggapinya dengan manis tutur bahasanya lembut, "Kakang kalau demikian sikapmu, aku inginkan kakang Kebokanigara membuktikannya. Aku ingin mengetahui dan menyaksikannya "kakang mati di dalam hidup". "Adi Sunan Kudus, jika kau paksakan padaku untuk melakukan "mati di dalam hidup" baiklah. Aku bisa melakukannya, jangan pula seperti dinda ini. Sangat meremehkan bangkitnya (adanya, timbulnya) iman, jika yayi akan mengetahui burung (peksi-burung) yang indah harus pula mengetahui asal dan kemana pula akhirnya" (perumpamaan burung yang indah tadi untuk menggambarkan jika akan mengetahui sesuatu ilmu yang sempurna atau mulya, tentu akan mengetahui asal ilmu itu dan kemana pula akhirnya. Yang berarti manusia itu berasal dari Tuhan akan kembali pula kepada si pencipta Tuhan Yang Mahaesa. Bagi Kyai Ageng Kebokenanga yang telah memiliki penghayatan akan sari-sarinya ilmu tidak akan membeda-bedakan lagi, sebab pada hakekatnya kembali pada sumber yang satu ialah awal dari segala permulaan, namun bukan yang akhir dari penghabisan sesuatu).

Dengan nada keras bercampur marah Sunan Kudus menanggapi keterangan-keterangannya Kyai Ageng Pengging tadi, "Jika demikian, serahkan mati dan hidupmu padaku". Kyai Ageng Pengging berkata, "Yayi jangan ragu-ragu, beleklah sikutku ini dengan sekingmu" (kata belek berarti menguakan sesuatu, sehingga menjadi terbuka. Dalam hai ini Jeng Sunan Kudus dipersilakan menguakkan sikunya Kyai Ageng Kebokenanga, kulitnya dikuakkan sehingga terbuka nantinya). Jeng Sunan Kudus segera menghunus seking (semacam cundrik tajam dibagian ba-

131