Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/123

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ini?" Kyai Ageng Wanalapa menerangkannya, "Jeng Sultan Demak mengutus dinda untuk menyampaikan kepada kanda Kyai Ageng Pengging, memilih salah satu dari dua pertanyaannya. Permohonan dinda, sudilah kanda Kyai Ageng Pengging memilihnya dengan tegas dan nyata.

Kelewat (lebih) ada dari ada, dan yang kosong kelewat (lebih) kosong. Tidur sekali, namun berjaga sepanjang masa. Tidur tiap malam, dan berjaga tiap harinya. Sekali makan kenyang salamanya hayat dikandung badan, atau makan tiap sore namun masih juga merasa lapar tiap harinya.

Silakan kanda Kyai Ageng Pengging memilihnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Srinarapati Demak itu.

Dinda ketahuilah, jika dinda milih "yang ada" dan menghendaki makan setiap harinya ambillah Negara Demak selagi Sultan Bintara masih memegang kekuasaannya", Kyai Ageng Pengging menanggapinya, "Dinda Kyai Ageng Wanalapa, apa pula yang dikhawatirkan Sultan Bintara itu. Coba lihat dinda, di Pengging ini ada apanya? Terheran-heran kanda dibuatnya akan pertanyaan Srinarendra Demak itu, mengapa pula segala pertanyaan tadi agaknya bermuka dua. Setidak-tidaknya penuh dengan kecurigaan terhadap Pengging, Kyai menurut hematku bukankah seorang ratu itu menjadi kalifah Tuhan. Bukankah seorang ratu itu, manusia yang sesempurna-sempurnanya (paling sempurna)? Dinda bagiku tak ada pilihan, dan aku tidak memilih. Atau, aku menghendaki kedua-duanya. Kalaupun aku memilih salah satu di antaranya, tiada guna bagiku. Adi Kyai Ageng Wanalapa, baiklah aturkan pada Sultán Bintara, bahwasanya Kyai Ageng Pengging tidak memilih".

Kyai Ageng Wanalapa menyaurinya, "Kanda, jawaban kanda tidak meyakinkan bagiku. Nyatanya dinda tidak memilih salah satu, atau mau menerima kedua-duanya. Kalau demikian gagallah tugas dinda, tiada gunanya diutus menjadi duta srinarendra Demak. Bagaimana nanti jadinya," Kyai Ageng Wanalapa segera minta pamit dan menyalami Kyai Ageng Pengging. "Adi kyai Ageng Wanalapa, pesanku padamu tolong sampaikan pada Sribupati Demak.

121