Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/124

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Bahwasanya akan halnya pertanyaan-pertanyaan Sribupati Demak tadi kepadaku, aku tak ada pilihan kedua-duanya. Terserah kepada Sultan Bintara yang akan menanggapi jawabanku itu, sebab kedua-duanyapun aku mau. Bagiku memilih itu suatu pantangan, tiada guna bagiku hidup sebagai manusia di dunia ini kalaupun aku sampai memilih satu di antaranya. Sebab manusia itu tak berhak memilih, ataupun menolak", demikian Kyai Ageng Wanalapa menerima pesan akhir dari Kyai Ageng Pengging segera laju kembali menuju ke Demak

XXVIII Lagu Pangkur, 34 bait.
Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir dari bait ke-34
Baris 1 dari bait ke-1;
Tan cinatur lampahira,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-34;
Salah Subuh jeng pangeran,
ing Pengging srengkarang galih.

Terjemahan

Sampailah sudah Ki Gede Wanalapa di kasultanan Demak, dan segera melapor pada Sultan Bintara. Waktu itu di keraton Demak lengkap yang hadir, para Wali-agung para nayaka, pandita. Tak ketinggalan para satria Demak turut menghadap di paseban waktu itu. Kangjeng Sultan duduk di dampar (singgasana) yang beralaskan babud beledu yang sangat indah, belakang raja para ampilan yang membawa alat-alat kebesaran Kasultanan Demak. Banyak, dalang, ardawalika, kacu-mas berjajar rapi diampil oleh para parekan Demak, suatu pemandangan yang lebih mempesona kelihatannya.

Di depan menghadap raja Jeng Sunan Kudus, di belakangnya para Wali-agung, menyebelah kanan-kiri para pandita. Bersabdalah Sultan Bintara kepada segenap hadirin", Para hadirin, saudara-saudaraku semuanya, Jeng Sunan Kudus yang saya hormati. Bagaimana hasil utusanku kyai Ageng Wanalapa ke Pengging, saya minta dilaporkan jawaban-jawaban Kyai Ageng

Pengging itu", Jeng Sunan Kudus matur bahwasanya utusan

122