Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/113

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tak lama antaranya, terdengar suara memanggil-manggil, ada suara namun tak tampak rupa, (saking aib suara dumeling) "Wahai, Ki Kebokenanga. Apa kehendakmu, Tuhan mengabulkannya. Kyai Ageng akan mempunyai anak lelaki yang panjang umurnya.

Lagipula rupawan, cahya raut mukanya memancar terang bagaikan sinar matahari di kala "mangsa katri" (pranata mangsa Jawa menyebutkan inangsa-katri (ketiga, katelu) jatuh pada bulan dan tanggal antara 25/26 Agustus sampai 18 September) sakti lagi pula bijaksana berbudi luhur, mula kecil anak itu nantinya sudah teguh imannya, perwira perkasa dan sakti, terkenal nantinya alean keperwiraannya, bijaksana lagipula amat sopan-santun (berbudi- luhur), namun keberaniannya luar biasa. Sanggup jadi bebanten dari segala kesulitan (sanggup mengatasi segala kesulitan-kesulitan) selalu unggul dalam peperangan, kelak akan menjadi Ratu diTanah Jawa, dia pula besok yang dikehendaki oleh Hyang Suksma untuk menguasai bumi seluruh Jawa, dia Ratu Agung akan menjadi anakmu, Raja dari Negara Pajang, namun bukan kerajaanmu Pajang - Pengging ini.

Yang akan menjadi negara besuk (Pajang) tempatnya di hutan di sebelah timur itu, besok pula hutan itu akan dibabati, di situ akan berdiri Keraton Pajang, beliau akan terus-menerus menjadi raja, namun Kyai tidak akan mengalaminya, (menyaksikannya) sebab besok Kyai Ageng akan muksa, itupun dikarenakan keinginan Kyai Ageng sendiri, dikarenakan tidak menginginkan lagi untuk melihat duunia ini.

Tiada tahan Kyai Ageng melihat (menyaksikan) kebatilan-kebatilan dari ulah manusia,

111