Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/114

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kau paksakan dirimu pulang ke keraton-baka (akherat), besok kalau sudah masanya kau akan kembali ke alam baka, jalannya pun tersedia (sebabnya, alasannya ada) bagimu, untuk muksa kembali ke alam suci, ingatlah Kebokenanga akan kata-kataku itu, pasti terjadi pada dirimu sebab itu sudah menjadi kehendak Suksma,"

Kyai Ageng Pengging tertegun, bertanya-tanya dalam hatinya, bangun dari keadaan antara tidur dan berjaga, dalam hati tiada lain selalu bertanya-tanya.

XXV.
 Lagu Asmaradana, 23 bait.
 Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir, dari  bait ke-23.
 Baris 1 dari bait ke-1;
 Wauta Kyai Geng Pengging,
 Baris 1 dan akhir, dari bait ke-23;
 Datan kawarna ing margi,
 rumangsa budi nom-noman.

Terjemahan Diingat-ingat apa kata suara tadi, dalam hati selalu bertanya-tanya, tertegun tiada lain yang dalam benaknya hanya memanjatkan doa puji syukur, ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa atas rohmatnya, yang telah dilimpahkan kepada Kyai Ageng Pengging Kebokenanga.

Keesokan harinya Kyai Ageng Pengging bersolat, sehabis beribadah Subuh Kyai Ageng segera duduk di sanggar pamelengannya (tempat bersemadi), tiada henti-hentinya memuji syukur berdoa atas rohmat Hyang Suksma, keinginannya akan terkabul.

Tiada lama istri Kyai Ageng Pengging mengandung sudah 4 bulan, kembali cerita Kerajaan Demak (Bintara), keadaan aman tentram penuh kesejahteraan.

Sultan Bintara tak henti-hentinya selalu merenung,

112