Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/107

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Baris 1 dari bait ke-1;
Malangsemirang esthanireki,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-30;
Kasukeran andulu suker jis,
wungu andanasmara.

Terjemahan

Keadaan Ki Seh Malangsumirang tadi, tak ubahnya cerita-cerita kuna. Konon di tanah Gede Babil Raja Namrut Sri Batara Jabar memerintahkan untuk membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim Kalilulah. Tumpukan kayu menggunung, apinya berkobar melangit. Manakala Nabi Ibrahim di masukkan ke dalam api unggun tadi, atas kehendak Tuhan badannya tak mempan oleh api. Atas kehendak Tuhan pula, api-unggun berubah sebagai maligai yang sangat indahnya. Banyak hiasan mewarnainya, taman bunga mengelilingi penuh dengan beraneka macam puspita. Dari sorga perlengkapan-perlengkapan datang, dampar Jeng Nabi yang terhias dengan mutiara maupun busana yang dikenakannya. Bau harum memenuhi semerbak menyebar ke segala penjuru, itulah ratu-ratunya bau harum tak ada yang menyamai harumnya busana Jeng Nabi Ibrahim pemberian dari sorga.

Konon kata-kata yang dituliskan Seh Malangsumirang pada koras berlagukan Dandanggula tadi merupakan wasiat beliau, dikenal dengan nama "suluk Malangsumirang". Selesai menuliskan kata-kata wasiatnya, segera Ki seh Malangsumirang keluar dari api-unggun yang menggunung ganas berkobar-kobar tadi, diikuti oleh anjingnya yang selalu setia kepada Seh Malangsumirang. Sonanya membawa kertas kalam serta mangsi, Ki Seh Malangsumirang kembali ke tempat duduknya semula bercampur dengan para Wali-sor-soran. Kesemuanya yang hadir terheran-heran menyaksikan kejadian yang baru-baru saja, bahwasanya Ki Seh Malangsumirang dengan badan seutuhnya bersama-sama dengan anjingnya keluar dari jilatan api-unggun yang berkobar-kobar. Para Wali-agung, Sultan Demak, pandita, mupti, satria, bupati dan para punggawa serentak menggeleng-gelengkan kepala tak ada yang ber-

105