Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/106

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

artikan selalu melatih diri mendekat kepada Tuhan Yang Mahaesa, selalu dapat menyeimbangkan lahir dan batinnya. Belum tentu diartikan harus menyakiti diri pergi ke tempat-tempat yang dikeramatkan, atau lain sebagainya), bagaikan masakan yang tiada rasanya. Sudah menjadi kewajiban manusia di dunia ini, mereka menuntut ilmu pada guru yang berilmu. Namun bukan ilmu sebarang ilmu. bukan pula ilmu sulap. Ilmu yang sejati, sejati dan sempurna dalam segala-galanya. Jangan pula berkalikali kau menuntut ilmu, tuntutlah sekaligus dan sekali jadi. Hendaknya yang awas dan waspada, dalam menuntut akhir dari segala ilmu, tak lain mengetahui akan akhir dari kehidupan ini. Kejar dan usahakan sampai kena, tanyai gurumu sehingga luntur sihnya padamu. Kalau tidak kau barengi dengan tekad yang kuat, hati yang mantap mana mungkin guru akan memberimu bontosnya ilmu. Jika tidak demikian, jangan dikatakan tidak mungkin gurumu hanya memberi ilmu "ruba-ricik" (membagi angka). Itulah yang dinamakan "ilmu ukur", bukan itu yang dimaksudkan. Orang yang dungu menganggapnya dirinya tentu sudah memiliki "ilmu-sejati", tak ubahnya dirinya yang dungu lagi goblog itu bagaikan ada orang muda lagi goblog pergi ke tukang emas. Maksudnya akan membeli emas, kepadanya oleh tukang-mas tadi diberi dandanan serupa mas. Apa hendak dikata si pandir dan goblog lagi muda berasal dari gunung tadi, menganggapnya dandanan kuning keemas-emasan tadi emas yang sesungguhnya. Tiada tahunya itu barang palsu, itu sulapan namanya namun masih bersikeras menganggapnya memiliki barang dandanan dari emas mulya.

Selama menulis di dalam api-unggun yang berkobar-kobar tadi, Ki Seh Malangsumirang merasa tenang-tenang saja, demikian pula anjingnya. Seakan-akan tak terjadi apa-apa di sekitarnya, malah layaknya bernaung di bawah pohon yang rindang lagi lebat daun-daunnya. Mereka yang melihatnya, tak ubah hati mereka bagaikan disambar burung dandang.

XXIV. Lagu Dandanggula, 30 bait
Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir dari bait ke-30.

104