Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/105

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Anjing kembali dengan membawa kertas kalam dan tinta, segera diserahkan kepada Ki Seh Malangsumirang.

Di dalam kobaran api yang panas dan meninggi setinggi gunung, dengan tenangnya Ki Seh Malangsumirang menulis wasiatna dihadap oleh anjingnya yang sangat menjelma. Sesungguhnya Ki Seh Malngsumirang Wali-mulya, tampak ya lahirnya ya batinnya. Mulya sejati keramatnya berlebih-lebihan, dirinya telah luluh dengan si pencipta. Dia seorang yang telah dikawasakan untuk memurba (menguasai, dikuasakan karena rohmat Tuhan Yang Mahaesa) keadaan lahir dan batinnya, beliau disebut pula seorang yang "mulya jati-wisesa".

Keramatnya memenuhi, kemulyaannya tak terbatas, apa yang dicipta jadi, apa yang diinginkan ada. Dia pula yang telah memiliki penghayatan ilmu (pengertian) perihal kamuksan, itulah akhir dari pada segala ilmu. Tahu pula akan halnya awal dari mula dan akhir dari tiada. Lagipula tahu akan asal kehidupan itu, dan ke mana akhirnya akhir kehidupan itu. Dapat pula mati dalam hidup, dan hidup dalam kematiannya. Beliau adalah seorang wali agung yang tak mempan oleh pati, tak sebarang manusia di dunia ini yang memiliki ilmu yang begitu sempurna seperti Ki Seh Malangsumirang. Sesungguhnya tidaklah mudah orang menuntut ilmu itu, seribu-satu halangan terhampar di depannya.

Salah-salah bahaya mengancam jiwanya, namun bukan untuk si waskita dan bijaksana. Bijaksana dan waskita ya lahirnya ya batinnya, dia pula yang mempunyai wewenang untuk mengetahui ya di dunia ini maupun di dunia sana (akhirat), dia akan sempurna di dunia maupun di alam akhirat. Menyusupi halus dan kasar bukan halangan baginya, Ki Seh Malangsumirang sesungguhnya nyata dalam ilmunya (putus ilmunya) Lagipula disertai gentur-tapa-bratanya, tidak mustahil Ki Seh Malangsumirang bagaikan tak akan dapat diinjak bayangannya. Tak ada bandingannya, dijauhkan dari marabahaya dan hidupnya di dunia ini bagaikan ditopang pilar-pilar keselamatan saja.

Sesungguhnya ilmu yang tidak dilandasi oleh tapa (tapa di-

103