Tuan, Turutlah Merasakan

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Tuan, Turutlah Merasakan
oleh Maria Amin

Sudahkah pernah tuan melihat awan putih berarak-arak
merupakan tumpukan benda-benda bermacam-macam bentuk,
di langit biru lazwardi?
Perhatikanlah!
Sebentar saja?
Jangan, tuan. Benda putih itu berkaki, berekor, ber-
gigi, berkumis, bergombak. Mata yang galak itu hendak
menerkam. Liliatlah, dia bergerak perlahan-lahan dengan
hati-hati. Terharu jiwa melihatnya.
Aduuh ... janganlah, janganlah, janganlah, menjadi
benda yang berdarah, berdaging, berbulu dan bergigi,
dan akan menjadi sebesar yang dibentukkan awan itu.
....
Tahukah tuan apa yang menjadikan gedung ingatan
tuan?
Tuan, gedung ingatan tuan pada bentukan yang men-
jadikan benda tadi, oleh dan dari alam kenyataan yang
tuan lihat.
Tuhan, aku akan terus-terus melihat dan akan mera-
sakan.

(Suryadi AG., 1987a: 178—279)