Tao Teh King/Bab 51

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Tao Teh King diterjemahkan oleh Kwee Tek Hoay
Bab 51

LI.

MENGINDAHI KABEDJIKAN.

  1. Tao jang mengadaken segala benda, dan Teh jang memelihara samoea.
  2. Segala benda mempoenjai sifat sendiri jang berlaenan, dan Tao poenja tenaga bikin marika djadi sampoerna.
  3. Lantaran itoe maka segala benda bersetoedjoe aken menghormat pada Tao dan mengin­dahi kabedjikan.
  4. Ini perëndahan pada Tao dan Teh boekan boeat menoeroet pada salah-satoe titah, hanja atas soeka sendiri, maka tinggal kekel selamanja.
  5. Begitoelah Tao telah melahirken segala benda, dan Teh jang merawat, menambahi banjaknja, memberi makanan menjampoernaken, mem­bikin mateng, mendjaga dan melindoengken pada marika samoea.
  6. Mengaloearken zonder mempoenjai; mengerdjaken zonder besarken dan mengharep apa-apa; memadjoeken dengen zonder memegang kakoeasa'an:— inilah ada kabedjikan jang paling tinggi.

Maskipoen oedjar-oedjar di atas kaliatannja saderhana, tapi boeat bisa mengarti dengen djelas maksoednja ada banjak bagian jang haroes difahamken lebih djaoe.

Paling pertama ada perloe diketaoei bahoea Teh (Tek, Kabedjikan) ada sifat, tenaga dan tjara bekerdja dari Tao. Zonder adanja Teh itoe segala benda dan machloek jang tertjipta tida bisa soeboer, madjoe dan bergerak teroes ka djoeroesan kasampoerna'an. Maka itoe segala benda-benda menaro èndah pada Tao dan Teh, djalanken segala atoerannja jang timboelken kaberesan di ini alam, zonder disoeroe lagi, hingga itoe natuurwet berlakoe dengen rapih dan kekel. Inilah bisa diliat bagimana segala binatang dan tetoemboean selaloe hidoep dan berlakoe menoeroet natuur, tida berbantah atawa menjimpang dari kamoestiannja. Oepama boeroeng-boeroeng kabanjakan jang pergi tidoer begitoe lekas matahari silem dan lantes bangoen de­ngen girang kapan matahari terbit; poehoen-poehoen boeah kabanjakan jang berkembang dan mengaloearken boeah menoeroet moesim jang tentoe, dan malah ada banjak binatang jang tjari perdjodoan di dalem satoe atawa doea moesim jang tetep, oepama di negri dingin boeroeng-boeroeng tjari pasangan di moesim semi, soepaja bisa bertelor di moesim panas dan anak-anaknja bisa terbang di moesim rontok, hingga bisa toeroet mengalih ka negri jang panas kapan dateng moesim saldjoe. Itoe samoea atoeran dan kamoestian dari binatang dan tetoemboean jang kaliatannja begitoe tetep dan saderhana, mengoendjoekken perèndahan pada natuur, pada atoeran dari Tao dan Teh. Dengen tjara begitoe marika djadi terlindoeng dan terpelihara, kerna masing-masing mendjalanken kawadjiban dan memilih tempat sendiri. (Ajat 1-5).

Tapi manoesia jang tjerdik dan pinter banjak jang tjoba hidoep dengen menentangin pada itoe natuurwet, tida menoeroet Tao dan melang­gar pri kabedjikan (Teh), hingga kasoedahannja marika teroes-meneroes terlipoet dalem kasangsara'an dan kadoeka'an. itoelah sebabnja maka Lao Tze poedjiken keras aken orang berlakoe saderhana dan toentoet kahidoepan satjara na­tuur, sebab disitoelah ada letaknja soember jang memberi katentreman dan kabebasan. Dan ka­pan dipandang dari fihak katentreman, banjak orang tani di desa jang kaliatannja bodo dan amat saderhana, ada lebih senang dari pada orang-orang pinter dan terpeladjar,jang otaknja terdjedjel dengen roepa-roepa matjem maksoed besar, jang kabanjakan bersifat kouwkati, dan kasoedahannja nihil atawa gagal, sedeng apa jang soedah didapet atawa bisa dikerdjaken, ternjata tida kekel dan achirnja moesna kombali. Tetapi sekalihpoen di dalem ini matjem golongan, itoe Teh atawa kabedjikan toch masih bisa kasih liat djoega pengaroehnja. Itoe kabedjikan boeat bekerdja dan lakoeken pengorbanan zon­der mengharep apa-apa ada tertampak dalem sifatnja satoe iboe, jang bergoelet dengen tanggoeng banjak sakit dan sangsara aken lahirken anak-anaknja dan bikin besar pada marika de­ngen penoeh sajang dan tjinta. Ada banjak ajah jang bekerdja keras dan berkoetetan siang dan malem boeat pelihara anak-anaknja. Sajang sekalih itoe kabedjikan hanja berwates dalem ka­langan fam lie sendiri. Maka siapa jang hendak hidoep menoeroet Tao dengen sapenoeh-penoehnja, ia moesti kenal dan djalanken itoe Ka­bedjikan, jang djadi woedjoet atawa tenaga dari Tao, dengen saloeas-loeasnja, jang nanti bikin kapan ia bisa tjiptaken apa-apa jang berharga sabagi boeah dari kapandeannja, ia tida ingin poenjaken itoe; ia lakoeken pakerdja'an baek dengen zonder mengharep oepah atawa gandjaran; ia atoer satoe gerakan atawa an sampe djadi besar dan madjoe zonder tjoba pegang kakoeasa'an soepaja dirinja kaliatan agoeng dan moelia. Inilah ada poentjak jang paling tinggi dari kabedjikan. (Ajat 6).

Tao Teh King (page 237 crop)
Tao Teh King (page 237 crop)