Tanah Air II
Seorang putri cantik tertidur
Rambutnya indah sepanjang khatulistiwa membujur
Rambut hitam terbantun ombak
Gelung-bergelung, berkilauan mandi sinar mentari
Tangannya lengkung memeluk
Keindahan lembah Priangan
Mengalir dari urat-uratnya impian abadi manusia
Dan bibir indah seolah dalam nyenyaknya
Yang terletak dalam lengkung buah dada
Di mana silang-siur kapal, membongkar dan memunggah
Dalam sungai paling panjang di Kalimantan
Serta dalam lautan paling dalam di Banda
Dalam hutan paling lebat Sumatra
Serta dalam lembah paling curam di Tanah Sunda
Terbayang alam, semesta depan manusia
Begitu indah, putri yang tidur
Begitu nyenyak, begitu lama tak ingat diri
Nafasnya mengalun, memecah di pantai landai
Tenang naik-turun, tapi begitu nyenyak ia!
- (Surat Cinta Enday Rasidin, 1960)