Majalah Horison/1970/Volume 1/Rasulullah Muhammad dalam Syaraful Anam
RASULULLAH MUHAMMAD DALAM ”SYARAFUL ANAM”
TERDJEMAHAN SJU'BAH ASA DARI PUISI DALAM BARZANDJI
I
(Allahumma limpahkan selawat,
limpahkan salam,
dan limpahkan berkat
atas baginda)
Salam padamu, hiasan para nabi
Salam padamu, penghulu para muttaqi ¹)
Salam padamu, yang jernih segala jernih
Salam padamu, yang suci segala suci
Salam padamu, dari Tuhan langit yang tinggi
Salam padamu, sepandjang zaman kekal abadi.
Salam padamu, Ahmad duhai kekasihku
Salam padamu, Thaha duhai pengobatku
Salam padamu, duhai kesturi dan wangi-wangian
Salam padamu, duhai penolong anak jalanan.
Salam padamu, Ahmad ya Muhammad
Salam padamu, Thaha ya juru selamat
Salam padamu, duhai gua dan tempat tujuan
Salam padamu, duhai keindahan yang sendirian
Salam padamu, duhai penyingkir malapetaka
Salam padamu, sebagus-bagus makhluk manusia
Salam padamu, duhai purnama bulat sempurna
Salam padamu, duhai cahaya dalam gelita
Salam padamu, duhai pusat seluruh damba.
Salam padamu, duhai pemegang mu'jizat adi
Salam padamu, duhai pemegang seluruh bukti
Salam padamu, duhai penuntun para penuntun
Salam padamu, duhai simpanan para pembangkang
Salam padamu, duhai yang bagus semua sifatnya
Salam padamu, duhai pemilik semua kurnia
Salam padamu, duhai sendi semua islah
Salam padamu, duhai lelaki yang lapang dan ramah
Salam padamu, duhai hiasan seri berseri
Salam padamu, duhai pemanggil bahagia diri
Salam padamu, duhai cahaya dirembang pagi
Salam padamu, duhai penghidup bahagia abadi
Salam padamu, duhai puncak dikebanggaan
Salam padamu, duhai sumber semua lautan.
Salam kepada yang dikedepankan buat imamat
Salam kepada yang disyafa'atkan hari kiamat
Salam kepada yang ditudungi awan-gemawan
Salam kepada yang dimahkotai kemuliaan
Salam kepada lelaki pilihan dari Tihamah
Salam kepada pewarta gembira dan keselamatan.
Salam kepada Muhammad sang Rasul
Salam kepada sang Nabi Abil Batoul
Salam padamu, duhai lelaki berwajah indah.
Salam kepada khalifah engkau ditengah kami
Abu Bakar, penumpas para perusuh.
Demikianpun 'Umar panua ummat yang salih
Pemilik Dua Cahaya ³) penghulu ahli ibadah
Demikianpun 'Ali yang tumbuh dalam iman sumarah.
Salam kepada Sahabat engkau keseluruhan
Demikian Hasanain ⁴) terbagus seluruh alam
Segenap keluarga dan segenap para Tabi'in-nya
Dan pengikut mereka dan pengikut Tabi'in
III
(Tiada tuhan selain Allah,
tiada tuhan selain Allah,
tiada tuhan selain Allah,
kesemuanya
Tuhan, goncangkan kuat-kuat
pohon ampunan !)
Pada bulan Rabie' terbitlah cahayanya yang tinggi ⁵)
Duhai tercinta ! Purnama muncul ditanah larangan!
Maka alampun mengambil sinarnya, di Timur dan di Barat
Sedang penghuni langit berseru padanya: Marhaban ahla !
Diberi berdandan dalam baju cahaya, mulia dan kehormatan
Tak ada seperti itu dalam lingkaran keindahan
Tak ada secantik dia. Dan ketika purnama memandangnya, heranlah
ia. Disaksikannya semua tenggelam dalam bahana yang menghanyut fikiran
Mataripun padam kemudian, oleh kilau wajahnya
Allah! Alangkah megahnya! Demi Allah! Alangkah luhurnya
Duhai kelahiran sang Terpilih, telah kaubebat rindu kami
Akan datangnya Utusan mulia dibangkit ditengah kemuliaan
Dan rasa bagia bermukim dalam
berbangga di Kelahiran, padanya berita tentang pesona
Ditelaah jua tak habis-habisnya
Baginya selawat Allah selama angin timur masih mempunjai
Selama kelana tertatih bernyanyi
Berjalan jauh ke Ma'la tinggi ⁸)
V
(Allah bagiku, Allah bagiku
Pelindung Tinggi
Unjukkan selawat hai saudaraku
Muhammad sang Nabi)
Telah lahir sang kekasih sedang pipinya memerah mawar
Cahayapun dari keningnya menyala berbinar
Telah lahir sang kekasih, semacam dia tak pernah lahir
Telah lahir sang kekasih sedang pipinya memerah mawar
Telah lahir umpama bukan lantaran dia tidak dirindu. tanah berpasir
Tidak disebut samasekali tanah larangan dan tempat berikrar
Telah lahir umpama bukan lantaran dia Tiada Qubaa akan dikenang
Tiada nanti tanah Muhashshab sekali-kali menjadi tujuan
Inilah dia bukti janji-Nya, inilah dia
Halus lakunya - duhai yang berlagu - umpama ranting bergoyang lena
Inilah dia yang dikenakan serba pakaian
dan perhiasan, maka bandingnya tak terdapatkan
Inilah dia yang dielukan malaikat langit :
Inilah cahya seluruh alam! Inilah Ahmad!
Kalau ternyata mu'jizat Jusuf pada gamisnya
Demi Allah yang telah lahir lebih lagi daripadanya
Kalau Ibrahim telah diberi petundjuk dirinya
Demi Allah yang telah lahir lebih tertuntun daripadanya
Duhai kelahiran sang terpilih, betapa padamu segala puji
Segala puja mengatas tinggi, segala sebutan yang didapati
Duhai kalian para pencinta, larutkan diri dalam cintanya
Inilah dia seri cemerlang satu-satunya
Kemudian selawat atas sang Nabi dan keluarganya
Setiap hari melangkah lalu, haripun datang esok-paginya
VIII
Terlihat dibulan Rabie' munculnya sebuah bulan
Dari wajah yang melebihi seluruh badwi dan orang negeri
Semua menjulang ketengah maya, dengan malaikat yang mengelilingi
Keindahan yang naik tinggi antara Tieh dan padang Hafari
Maka pada bulan yang begini kelahirannya
Muliakanlah kelahiran sang terbagus makhluk dan manusia
Bertemu seluruh keindahan, sedang dia cuma seorang
Menjulang semua kedalam gambaran
yang melebihi seluruh lukisan
Kalau kulihat, o bahagia, perkampungannya
datanglah padanya. Datang dalanı fikiran bahkan datanglah dalam pandangan
Andai tak sampai ziarah kuburnya, o bahagia, dalam umurku
Sesudah begini tahunan kering, duhai usia yang hilang sirna !
Lantaran cinta telah mencabik setiap luka
Maka dukapun mukim dihati, sedang pelupuk tetap berjaga
Semoga Tuhan Pemilik Tahta mencurah kurnia
Sedang merpati muda mengkuku, dipagihari dan awal senj
IX
(Marhaban ya marhaban !
Marbaban, selamat datang!)
Ya Nabi salam padamu
Ya Rasul salam padamu
Kekasih, salam padamu
Selawat Allah selalu untukmu
Terbit purnama ditengah kita
Maka silamlah semua purnama
Bagai cantikmu tak pernah kupandang
Aduhai wajah kegembiraan
Engkau mentari engkau purnama
Engkaulah cahya diatas cahya
Engkaulah iksir tidak terduga
Engkau pelita ditiap dada
Duhai kekasih duhai Muhammad
Duhai mempelai pendebar kesumat
Duhai penguat, juruselamat
Duhai sang imam kedua Kiblat ⁹)
Bahagia siapa memandang wajahmu
Duhai 'bu-bapa yang penuh keramat
Kolammu jernih sejuk airnya
Tujuan kami dihari kiamat.
Tidak kulihat onta yang putih
Melonjak riang, selain padamu
Awan yang teduh memayungimu
Para malaikat berselawat untukmu
Datang menangis onta yang tua
Minta berlindung pada lenganmu
Binatang rimba dan kijang pelarian
Padamu jua mencari naungan.
Tatkala beban telah terikat
Dan mereka siap untuk berangkat
Akupun datang dan mataku menggenang:
Berhentilah untukku, penunjuk jalan!
Bawakan padaku risalah bimbingan
Aduhai rinduku yang makin dalam
Kearah rumahan dikejauban
Dipagi hari dan senja yang kelam !"
Seluruh bumi jatuh kapiran
Padamu duhai berkening cemerlang
Semua menggigil gila padamu
Rindu wajahmu, sayang padamu
Dalam maknamu segenap insan
Mengeluh takjub terheran-heran
Engkau pengakhir segala rasul
Didepan Maula ¹⁰) paling bersyukur
Budakmu malang mendukung harapan
Karuniamu berlimpah-limpahan
Padamu kami berbaik sangka
Duhai pewarta duka-bahagia
Tolonglah daku selamatkan daku
O penyelamat dari Neraka
O penolong dan kepercayaanku
Dalam perkara penting artinya.
Telah menetap bahagia sihamba
Dan menguaplah duka-nestapa
Padamu duhai purnama adi
Padamu gambaran yang paling tinggi
Tidak seorang begitu suci
Selain dikau o kakek Husain
Maka bagimu selawat Allah
Sepanjang abad kekal abadi.
Ya Nabi salam padamu
Ya Rasul salam padamu
Kekasih. salam padamu
Selawat Allah selalu untukmu.
O Pemilik segala berkat
O Pengangkat segala tingkat
Lupakan dariku segala yang jahat
Ampuni daku segala maksiat
Engkau penghapus segala dosa
Dan kejahatan berlipat-lipat
Engkau penutup segala cela
Dan peringankan semua akibat
Dzat yang tahu seluruh resia
Dan pengabulkan segala do'a
Rahmati duhai kami semua
Dengan segala apa yang mulia
Dan berilah berkat pada si Ahmad
Selama syair ditulis orang
Ahmad Penuntun, dialah Muhammad
Pemilik wajah cerlang cemerlang.
XIII
(Allah Allah Allah Pencipta kami
Allah Allah Allah Pemberi rizki
Tuhanku ya Tuhanku ya Tuhanku
Tuhanku; taubat-Mu sebelum mati)
Maka belajarlah kehalusannya reranting lurus
Dan diantara makna dirinya angin mengembus
Amat manisnya tiada seorang melebih sifatnya
Semua menunjuk bahwa dialah insan mulia
Paras yang permai memerah malu dengan eloknya
Dikeindahan tiada seorang membagi dirinya
Tiada sembuh selain dengan menatap wajahnya
Tiada nikmat selain lekat pada sisinya
Kesuciannya berada ditempat yang paling tinggi
Dalam dirinya bermukim tetap seluruh budi
Bila sijauh-harap menyanyi dengan namanya
Kaulihat onta bergerak dengan hanyumnya
CATATAN-KAKI:
¹) muttaqi : seseorang yang bertawa
²) islah : kemaslahatan, kemakmuran, kemajuan, kedamaian
³) Pemilik Dua Cahaya (Dzun Nurain): 'Utsman ibn 'Affan r.a. (beliau mengawini puteri Nabi, dan setelah yang terakhir ini wafat, dikawininya puteri Nabi yang lain, adiknya)
⁴) Hasanain : Hasan dan Husain, putra² 'Ali dan Fathimah, cuch Nabi
⁵) rabie' : musim semi, Rabie'ul auwal : musim semi bagian pertama. Disini disebut bulan Maulud (kelahiran)
⁶) marhaban ahla ucapan selamat datang, marhaban (anda
datang di tempat yang lapang
ahlan (anda datang ketengah) ahli-keluarga.
⁷) angin timur: datang dari pegunungan tinggi Libanon yang subur. menepuk teluk Persi dan mengangkut harum kebun2 mawar di Ifran dalam perjalanannya kebarat (Jazirah). Dalam sepuluh syair cinta, kata orang, terdapat satu angin timur (boleh bandingkan dengan angin selatan pada sajak Tagore)
⁸) Mala tempat tinggi, atau daerah pekuburan diluar Mekkah, „lambang maut dan kekekalan cinta"
⁹) Kedua Kiblat: Masjid al-Aqsha di Jerusalem dan kemudian Masjid Al-Haram di Makkah (lihat Q. Al-Baqarah 142-150)
¹⁰) Maula : Pelindung, Allah.