Halaman:Wayang Cina - Jawa di Yogyakarta.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

  Para dalang wayang Cina - Jawa dalam melaksanakan tugasnya, tidak harus mengenakan busana adat Jawa lengkap dengan penutup kepala dan keris di pinggang belakang. Dan apabila mereka melaksanakan tugas, Gan Thwan Sing secata pribadi bertindak sebagai asisten, untuk membantu jika dalang yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam mengingat-ingat nama-nama Cina para tokoh wayang. Nama-nama Cina sesuatu negara, kerajaan, tempat, dan lain-lainnya. Atau jika menghadapi kesulitan dalam menyajikan urutan adegan lakon yang disajikan.

  Selama hampir empat dasawarsa, Gan Thwan Sing berhasil mendidik empat orang menjadi dalang-dalang wayang Cina - Jawa. Mereka itu adalah :

  1. Kho Thian Sing, terkenal dengan sebutan Bah Menang.
  2. Raden Mas Pardon, atau Raden Mas Gondomastuti.
  3. Megarsemu.
  4. Pawiro Buwang.

  Sebagai catatan tambahan dan untuk bahan perbandingan, di sini dicantumkan juga persyaratan dalang menurut Kitab Sastramiruda. Yaitu sebuah kitab pelajaran mendalang yang disusun oleh Kangjeng Pangeran Arya Kusumadilaga dari jaman Surakarta awal[1]. Kitab Sastramiruda[2] merupakan salah satu buku pegangan (text book) bagi para dalang Jawa. Dalam Kitab Sastramiruda ada bagian yang memuat persyaratan dalang, sebagai berikut:

  1. Amardawagung. Artinya dalang harus mampu menguasai gending (lagu) atau tembang kawi (nyanyian kuna) yang dipakai sebagai suluk.
  2. Amardi basa. Artinya dalang harus mampu menguraikan kata-kata percakapan wayang. Misalnya bahasa kadhatonyang biasa dipakai di kalangan istana, dan tutur kata dewa, manusia, raksasa, bala pendeta. Selain itu juga uraiannya, perbedaan volume suara tiap-tiap tokoh wayang. Di dalam istilah pedalangan hal yang demikian disebut antawecana.
  3. Amicarita. Artinya, dalang harus menguasai semua persoalan dan pokok ceritera di dalam pewayangan tersebut.
  1. R.M. Ng. Poerbatjaraka dan Tardjan Hadidjaja, Kepustakaan Djawa (Bahasa Indonesia),Penerbit Djambatan, Cet. kedua, tahun 1957, Djakarta, halaman 178.
  2. Kitab Sastramiruda tulisan tangan dengan aksara dan bahasa Jawa, dapat dibaca di Perpustakaan Museum Radya Pustaka, Surakarta.
30