Halaman:Wawacan Gandasari.pdf/97

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

84

kan pupuh: Asmarandana, Kinanti, Magatru, Maskumambang atau juga Mijil. Dengan demikian, batas karakter antara satu dengan yang lainnya dapat dikatakan masih kabur, kendatipun untuk pupuh tertentu telah ada batasnya yang jelas. Umapanya tentang keprihatinan di dalam Asmarandana akan bertautan dengan cinta-asmara, sedangkan keprihatinan di dalam Maskumambang adalah keprihatinan dalam taraf "kesangatan", yaitu rasa duka yang hebat. Namun, keprihatinan karena asmara pun tidak semata-mata hanya dalam pupuh Asmarandana, sebab pupuh Kinanti pun biasa dipakai menampung lukisan seperti itu.

Berkaitan dengan pembicaraan tentang karakter pupuh ini, Margaret J. Kartomi (dalam Emuch Hermansoemantri, 1979, 554) telah mengadakan klasifikasi tembang macapat: ke dalam empat tipe utama, yaitu: 1) pupuh yang sifatnya lirik (curahan rasa) adalah Kinanti, Asmarandana, dan Mijil; 2) pupuh yang bersifat menceritakan adalah Dandanggula dan Sinom; 3) pupuh yang sering digunakan untuk melukiskan peristiwa yang dahsyat dan keras adalah Durma dan Pangkur; dan 4) pupuh yang sifatnya keras serta pedas adalah Pucung dan Maskumambang. Tifikasi karakter pupuh tersebut, lebih didasarkan atas keanekaragaman bentuk pupuh, yakni ketidaksamaan dalam hal banyaknya padalisan (larik) dalam setiap pada (bait) serta banyaknya engang (suku kata) dalam setiap padalisan. Dengan kata lain, antara fakta lahiriah (bentuk) pupuh dan karakter pupuh terdapat keterkaitan atau kesejajaran. Akan tetapi, pernyataan ini tidak dapat diterima sepenuhnya, karena secara obyektif tidak tampak secara jelas adanya hubungan antara bentuk pupuh dengan karakternya.

4.4 Kronologi Teks Wawacan Gandasari

Perlu diingatkan bahwa kronologi atau susunan teks WG, sebagai bentuk cerita yang berisi dialog ini di antara dua orang kakak beradik yang digubah dengan menggunakan nama-nama pupuh, teknik penceritaannya bersifat "sorot-balik". Apabila diamati secara seksama, akan lebih tepat bila teks WG diawali dengan pupuh VI: Mijil. Dalam pupuh Mijil ini diceriterakan