Halaman:Warisan Seorang Pangeran 03.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dengan ketjerdikannja, Hay Djiak Toodjin djuga bertindak untuk mendekatkan Siang Koay dan Soe Kiat kepada Say Hiang Hoei, supaja dengan begitu mereka ini mendjadi lebih lekas mengetahui hal datangnja si Nona Sim, agar mereka menduga si nona pun telah didjadikan pekakas pembesar negeri. Untuk ini, beberapa hari jang Jalu Hay Djiak telah meninggalkan seikat bunga jang biasa dipakai Say Hiang Hoei sebagai tanda, dimarkas Ma Tjoen, Bunga itu menguatkan dugaan mereka terhadap si nona.

Siang Koay bersama Soe Kiat dan Ma Tjoen adalah orang kosen tetapi tak tjerdas dan dua saudara Tjio masih terlalu murla dan kurang pengalaman, Kekurangan mereka itu memberi keuntungan kepada Hay Djiak, lebih selama beberapa hari paling belakang, mereka tidak pernah bertemu dengan Live Hong Hoa. Sebaliknja Live Hong Hoa itu sudah melakukan pembitjaraan dengan Kak Beng Hweeshio soal membajar pulang piauwnja Tjian Tjeng Loen, sebab si paderi suka mendjadi orang perantara untuk mendamaikan. Dalam hal itu, Lioe Hong Hoa tengah mengadakan pembitjaraan dengan Yan Tjoe Hoei.

Dalam keadaan sangat mendongkol, pihak Siang Koay sudah lantas mengambil tindakan. Mereka menantikan di Tok-sek-kauw, enam lie dari Tay Tjiong Ouw, untuk memegat Sim Goat Hoa, jang hendak diserang setjara dikepung, untuk dibinasakan.

Sim Goat Hoa telah melandjutkan perdjalanannja. Ia dapat tahu didepannja ada sebuah tempat jang dipanggil Tok-sek-kauw itu, bahwa tempatnja rendah dan dalam kalangan sepuluh lie disekitarnja, banjak pengempangannja dengan embalnja. Siapa kurang hati? dan terpendam didalam lumpur, sulit untuk keluar lagi dari situ, sedang lebih djauh, djalan penuh batu dan ber-liku, sangat sukar untuk dilintasi. Karena ini, ia berlaku waspada sekali. Ia pertjaja tempat itu berbahaja dan mungkin pihak lawan bersiap-sedia disitu.

Hari sudah lohor djam tiga atau empat ketika Say Hiang Hoei mendekati Tok-sek-kauw. Disitu tidak ada seorang djuga. Rumah penduduk hampir tidak ada, tempat itu bagaikan tegalan-belukar. Ia berdjalan tanpa hatinja mendjadi ketjil, malah sebaliknja, ia ingin segera menemui rombongan dari Siang Koay, untuk membalas dendam untuk adiknja jang dikabarkan sudah mati

Berdjalan lagi satu rintasan, Goat Hoa dapatkan pengempangan mendjadi semakin banjak, Seluruhnja sunji disitu, ketjuali suara tindakan kaki keledainja serta siuran angin jang keras.

183