Halaman:Warisan Seorang Pangeran 02.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Ketika orang tiba didepan Sim Teng Yang, dia ini berbangkit untuk menghaturkan terima kasih.

Nampak itu, Tjioe Too Liong memperlihatkan roman puas. Ia rupanja anggap bahwa ia sudah mengatur dengan sempurna sekali. Ia berbangkit apabila semua pembantu sudah mengundurkan diri. Ia pun mengangkat tinggi tjawannja.

„Malam ini aku bersjukur atas kundjungan sahabat: jang baik hat”, ia berkata dengan njaring,,,hanja aku menjesal bahwa aku hanja bisa menjuguhkan beberapa kati arak tawar ini. Sahabat2, silakan minum!"

Ia angkat tjawannja, melenggakkan kepala dan tenggak arak itu sekali tjegluk. Kemudian, ia memandang sekelilingnja. „Silakan, silakan minum !” ia menambahkan.

Sim Teng Yang beramai minum kering arak mereka dan pelajan mengisikannja pula. Pelajan jang memegang potji arak tetap berdiri dipinggiran.

Sesudah tiga edaran, Hek Sat Sin mentjabut golok jang menantjap didaging goreng. Ia kibaskan golok itu kearah para hadirin „Silakan !” ia mengundang.

Segeralah terdengar berisiknja orang memotong daging goreng itu.

Sim Teng Yang bertiga, dalam hatinja masing² berpikir dan mengawasi lengan semua orang²nja Too Liong itu. Mereka bertjuriga, kuatir ditimpuk dengan golok tadjam itu.

Tapi orang Tjeng Pang itu terus memotong dagingnja, lantas memakannja. Maka sebentar kemudian, habislah daging itu, dan bersihlah piring mereka.

Selama itu, Teng Yang dan Tjeng Loen djuga tidak sangsi memakan daging mereka, hanja mereka dahar sambil memasang mata. Tjuma daging didepan Sim Goat Hoa tetap utuh.


Satu hal tampak aneh, Too Liong semua sudah dahar habis daging mereka, tapi mereka tidak melepaskan golok mereka, mereka masih tetap memegangnja, seperti djuga mereka asjik menantikan tibanja daging jang lain.

Selama itu Sim Goat Hoa duduk diam tanpa bergerak. Ia seperti tidak melihat dan mendengar; adalah setelah itu, ia menjapu dengan matanja kepada semua orang pihak tuan rumah, hingga ia dapat kenjataan, orang² itu mentjekal goloknja beda dengan tjara mereka

73