Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/9

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

,,Memang tidak ada halangannja entia (ajah) hendak minta bantuan Kok Toalooya itu”, kata pula sinjonja mantu, jang tidak berani membantah mertuanja, ,,hanja orang bilang, seumurnja Kok Toalooya itu belum pernah pergi kekantor pembesar negeri, maka harus disangsikan apa ia sudi untuk urusan kita ini menghadap tjamat ? Bukankah entia sendiri jang bilang, tanpa uang djangan harap dapat memasuki kantor negeri. Umpamanja Kok Toalooya suka pergi, tetapi kita tidak membekali uang, dapatkah urusan mendjadi beres ?”

Pertanjaan ini membuat Kwee Liok tak dapat membuka mulutnja. Sekian lama ia berdiam.

,,Biar bagaimana, Ho Siang toh penasaran !” katanja kemudian sengit. ,,Mustahil bapak tjamat tidak mengasihani kita ? Bagaimana dengan keadilan ?"

A Hong menghela napas.

,,Djikalau ada keadilan”, katanja, “mustahil Ho Siang dituduh mentjuri melulu disebabkan sepasang giwang jang tak ketahuan dari mana datangnja ?”

Kwee Liok berdiam, ia pergi kepembaringan rebahkan dirinja.

Sang njonja mantu mengira mertuanja hendak tidur, ia padamkan api. Dalam keadaan gelap-gulita ia tungkuli kesedihannja.

Sekian lama telah lewat, tiba2 terdengar siorang tua itu: ,,Kau suruh aku pergi minta pertolongan Lioe Siangkong, apakah maksudmu ?” orang tua itu tanja. _

Mengenai ini, njonja mantu itu tidak dapat memberikan keterangan. Ia tjuma menuruti rasa hatinja sadja. Selama beberapa tahun pindah kekampung ini, orang she Lioe itu terbukti pemurah hatinja. Ia ingat, ketika empat tahun jang lalu untuk pertama kali Lioe Siangkong datang; dia hanja berdua bersama katjungnja itu jang umurnja tudjtth atau delapan tahun. Anehnja, rumah Siangkong itu senantiasa terawat bersih dan rapi. Dia tidak bertjotjok tanam, dia tidak berdagang, tetapi sering dia menjembelih ajam dan membeli arak. Hidupnja mewah. Tjuma sedjak beberapa bulan ini, dia suka bepergian dengan menunggang kuda, dan pulang sesudah

sepuluh hari atau setengah bulan. Orang tidak tahu, dia pergi kemana dan apa jang dilakukannja ditempat kepergiannja itu. Dalam hal ini, orang bertjuriga. Karena ini, walaupun dia manis-budi, orang tidak berani mendekati dia untuk bersahabat.

6