Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

dja. Untuk satu-dua kali, dia djuga rela la uang. Diapun membajar padjak tetapi dia tidak sudi pergi kekantor, tak mau dia menghadap pembesar negeri, Dia pandang dirinja sebagai rakjat hutan .....

Untuk tempat berkumpulnja, Ban Tjiong dirikan sebuah villa dilereng gunung Mauw San, Didepan pin pekarangan digantung merek dengan empat huruf „Toh Goan Siauw Tiok”, artinja Taman Bunga Toh jang ketjil. Dia tidak membuatnja mentereng. Penduduk setempatpun sedikit sekali jang tahu bahwa dia mengerti ilmu silat. Maka orang lebih kenal dia sebagai dermawan, begitupun tentang beberapa sahabatnja itu.

Kwee Liok adalah orang biasa. Dia panggil toalooya (looya) kepada Ban Tjiong. Dia djuga memanggil looya kepada tiekoan (tjamat), Maka anggapannja, kalau looya dihadapkan kepada looya, ada harapan perkara anaknja dibebaskan, Karena ini, meski Ban Tjiong tinggal ditempat lebih djauh, dia ingin pergi pada Ban Tjiong itu. Lioe Siangkong itu benar tinggalnja lebih dekat tetapi ia tjuma siangkong. Bagaimanapun siangkong dapat melawan looya ? Apa jang dapat dilakukan seorang siangkong ?

A Hong berpendapat, karena suaminja difitnah, suami itu tjuma dapat ditolong dengan pengaruh uang. Berapa Ban Tjiong dapat: menolong dengan uangnja ? Apakah itu ada artinja ? Tidak demikian dengan Lioe Siangkong itu, jang gagah. Ia pertjaja, Ho Siang dapat ditolong dengan kegagahan.

Ketika Kwee Liok tanja tegas? njonja mantunja mengapa dia lebih setudju Lioe Siang-kong, A Hong utarakan pendapatnja itu. Mendengar itu, kaget ini orang desa jang sederhana.

„He A Hong, kemana pikiranmu ?” dia tegur njonja mantu itu. Kau baru berumur duapuluh lebih, apa kau sudah bosan hidup ? Kau tahu, aku situabangka lebih mengerti daripada kau ! Untukmu, tjukup asal kau rawat baik® si Mauw Mauw !”

Mauw Mauw itu adalah tjutju Kwee Liok ini.

A Hong tidak berani melawan mertuanja, ia tutup mulut.

Esok harinja pagi’, Kwee Liok pergi mendaki bukit. Mulanja ia pergi kerumah Ban Tjiong. Disana ia mendapat keterangan Ban Tjiong sedang berada divillanja, jaitu Taman Bunga Toh itu. Ia lantas pergi ketaman jang ketjil itu. Disini ia diberitahukan, bahwa baru nanti tengah-hari pulang. Da hendak pergi menjusul kekuil, tapi dia ditjegah orangnja Ban Tjiong, jang mengatakan, madjikan

9