miliki buruh² kasar disini, untuk menjesatkan dugaan orang bahwa rekan kita itu dibunuh oleh salah seorang buruh Tionghoa umpamanja. Kita bajangkan sekarang, tanpa diketahui Sutter masuk kedalam bilik. Kalau Graham kebetulan membalik, bisa sadja dia mengatakan bahwa kedatangannja itu sebagai kundjungan biasa. Tapi Graham tetap tidak menoleh. Sutter terus melangkah dan achirnja, dengan suatu antjang² jang kuat ditikamnja punggung Graham jang malang itu, sedemikian kuatnja sehingga Sutter sendiri terdorong kemuka dan dengan sendirinja mendorong pula tubuh Graham. Pada saat itulah bulu burng itu terlepas dari lengan badjunja dan djatuh diatas darah Graham. Tanpa menghiraukan ini tjepat² dia mengambil tjatatan Graham dari tangannja dan langsung pula kembali menemui tamu²nja diruangan bawah. Sementara itu diapun punja kejakinan bahwa aku sendiri tentu telah terbunuh oleh Meah......"
„Tentang ini aku mengerti sudah. Jang belum kau tjeritakan, mengapa pisau jang digunakan Sutter itu sengadja kau pegang?"
„Itupun hanja pertjobaan belaka. Kau tahu bahwa beberapa saat sebelumnja Lord Benton datang mengundjungi kita. Walaupun tidak didjelaskan setjara resmi apa maksud kundjungannja itu, namun dia telah tjukup memberikan petundjuk². Mungkin sadja waktu itu dia tidak begitu pertjaja pada Sutter. Tapi bukti2 dia tidak ada. Djadi menurut perhitunganku begini: Lord Benton menaruh suatu ketjurigaan bahwa ada salah satu pedjabat tinggi disini jang akan mentjoba merintangi segala gerak-gerik tugasku. Salah satu tjara untuk melaksanakan maksudnja ini adalah dengan djalan menangkapku. Inilah sebabnja mengapa aku dengan sengadja memegang gagang pisau itu, karena kalau mereka menangkapku dengan alasan sidikdjari jang diketemukan pada gagang pisau itu, dengan segera akan kuketahui siapa pedjabat jang memerintahkan penangkapan itu. Menurut pendapatku, pedjabat inilah jang dimaksudkan oleh Gubernur Benton. Tapi sebagaimana kau ketahui ternjata Sutter lebih lihay lagi dan tidak mau begitu sadja masuk dalam perangkapku itu".
144