Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/86

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

88

mereka itoe, marilah kita sama-sama mandi”, djawab perempoean 'itoe.

Soearanja lemah lemboet, moekanja poen ramah. Si Ani menoeroet dia berdjalan dari pintoe belakang menoedjoe soemoer jang tiada djaoeh dari roemah itoe. Hatinja masih penoeh waswas dan ketakoetan. Akan tetapi bila “diamat-amatinja moeka temannja itoe, waswasnja itoe berkoerang dan ia menaroeh pertjaja kepada temannja itoe.

Waktoe ia melekatkan pakaiannja setelah habis mandi, maka ia poen teringatlah akan wangnja itoe. Ia berlari lari melihat tempat tidoernja, kalau kalau ada terletak disana. Akan tetapi soeatoepoen tiada diperoléhnja. Kain badjoenja jang diboengkoesnja itoe djatoeh berserak-serak ditanah. Ia menangis mengingatkan oeang jang ditjaharinja dengan soesah pajah itoe.

,,Toetoep moeloetmoe jang lebar itoe, orang lagi tidoer” boenji soeara-orang dari kamar jang lian.

Ia terkedjoet mendengar soeara orang jang marah itoe. Tiada berapa lama antaranja maka perempoean temannja mandi itoe poen poelanglah. Si Ani mentjeriterakan wangnja jang hilang itoe. Ia poen menangis. Temannja mengerti akan segala perboeatan teman-temannja seroemah itoe. Akan tetapi tiadalah ia maoe mentjeriterakan itoe kepada si Ani, karena tá ada goenanja.