Lompat ke isi

Halaman:Tjerita dari tangannja mait samboengan Graaf de Monte Christo.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

56

toe lantas toeroet sebagimana katanja Benedetto,, itoe orang boeka pintoe sambil berkata: „Ma-af toewan jang saja soedah kasi toenggoe sa­ ma toewan sabagitoe lama, tetapi saija tida sakali kali bisa kira jang toewan nanti boleh kombali." Benedetto berbatoek^ dia merasa jang itoe orang kesalahan, tetapi sengadja Benedetto demin, soepaja terlebi gampang lagi ia dapet mendjalanken kahendaknja. Tjoema aken soepaija djangan moekauja kena di kenalin orang, maka ia aling-alingin moeka nja dengan leher djas selimoetnja. Katanja itoe orang pendjaga koeboer: „Toewan tentoe dateng boewat membangoenken lagi orang jang Boedah mati. Ach soenggoeh toewanlah seperti malaikat jang menoeloengi manoesia. Apa djoega toewan kataken nistjaija saja toeroet." Astaga, Benedetto sampe mend jadi teramat heran, kalce dia tida taoe tentoe, jang ia tida minoem-minoem apa-apa, nistjaija ia kataken dirinja mabok, hingga koepingnja dapet dengar barang jang moestahil itce. Apa toewan maoe jang saja toeroet bersama-sama. Tida oesah, berkatalah Benedetto. Kaloe begitoe nanti saja ambilin lentera. Sembaring berkata begini, maka pendjaga koeboer itoe pegi karoemahnja, tetapi sama sekali dia tinggal berdiri diam serta katanja dengan hormat: „Aken mengoendjoeken sama toewan, jang saja belon loepa sebagimana perboewatan toewan di perta­ ma kali jang toewan dateng di sini, maka sekarang ini saja nanti bikin betoel sebagimana saja bikin di itoe malem boewat toewankoe, koetika maoe masoek di da­ lem koeboernja kaumnja Saint-Meran dan de Villefort.