Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/423

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 984 —


"Dari itoe fihak ini perloe kita djaga baek," kata Bong Loan, tetapi akoe poenja pikiran ada di sini, dengen ini sendjata tjoekoeplah akoe singkirken itoe bahaja."

Omong poenja omong, achir-achir dengen tiada terasa ini doea orang djadi poeles. Itoe tempo koenjoeng-koenjoeng Bong Loan telah dibikin kaget dengen swara kelosrakan di depan pintoe, maka dengen pedang terhoenoes ia lantas menghamperi ka sitoe. Ia liat di sana ada doea harimau besar jang mengglepak dengen badan teriket, tempo liat padanja itoe doea radja oetan gojang boentoetnja dan matanja dengen keriap keriap meliatin begitoe roepa, betoel sebagi kelakoeannja orang jang soeda tiada berdaja dan minta toeloeng dilepasken dari kasoesahannja. Ko Slotjia liat begitoe boekan djadi takoet hanja girang dan berbalik merasa kasian ia lantas menghamperi dan sama pedangnja ia poetoesken tambang besar jang mengiket di badannja itoe sepasang binatang boeas.

Begitoe terlepes dari ikelannja, ini doea radja oetan lantas berboenji dengen keras dan troes terbang ka oedara, hingga Bong Loan djadi kaget serta mendoesin dan baroe faoe, apa jang terdjadi baroesan melaenken impian sadja. Dengen sanget gagetoen Siotjia kita sigra pasang koepingnja aken mendengeri, tapi tiada kadengeran swara apa-apa jang mengagetken, katjoeali ter-

Koreng Tjan.

63,