Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/340

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 901 —

rang roepanja blon bangoen" saoet toe prempoean doerhaka.

Kongtjoe pertjaja sadja dan sedikit poen tiada menaro tjoeriga. la masoek ka dalem dan teroes tidoer. Pelahan-pelahan hari djadi malem dan soenji; itoe tempo dibantoe oleh kontjonja Kwe Si sigra sleseken pakerdjaännja jang soeda diatoer.

Besok paginja koetika bangoen tidoer, soeda tentoe sadja Kongljoe kita telah dibikin kaget dengen tergantoengnja mait orang di depan kamarnja. la moendoer barapa tindak sambil mengeloearken treakan keras dan seroeken djoega iboe-terinja. Itoe prempoean doerhaka baroe dateng menghamperi sasoedanja orang treaken ia beroelang-oelang.

„He, siapa ini jang menggantoeng diri sendiri!" kata ini menoesia doerhaka dengen bikin tingkanja djadi kaget.

„Oh, ini Tjoen Jauw, Dji Nio!" kata Kou Kong-tjoe jang lantas kenalin orang itoe ada boedaknja sendiri. „Dan sebab apatah maka ia menggantoeng diri sendiri?"

„Itoelah siapa bisa taoe!" kata si doerhaka sembari angkat tangan dan poendaknja. „Kemaren ia bilang sakit kapala, lagi sore tiada kaliatan bangoen dan akoe poen heran, kenapa ia menggantoeng diri di sini. . . . . . . ."

Blon abis ia berkata, dari loear, dengen tiada