Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/175

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 736 —

sebabnja!... "di sitoe Song Sie boeka badjoe kas! liat badannja, di mana ada banjak loeka jang baroe semboe.

„Selama akoe ada dalem tahanan, kau soeda rawatken dirikoe melebiken katjinta'an 'dari satoe soedara; ini loeka-loeka kalee boekan kau jang radjin mengobatin, boleh di bilang sedeng sakitnja. Brapa besar kau poenja boedi, inilah akoe tiada bisa toetoerken dengen perkata'an. Apa kau kira akoe merasa poeas dengen bales itoe boedi besar setjara begini sadja, makan minoem dan beromong? oh, tiada, akoe nanti berdaja laen matjem!"

„Ha, persetan sama segala perkara begitoe!" kata Thio Eng sembari bikin kering glas araknja, jang lantaran mengobrol sadja soeda loepa di minoem., Kamodian ia kata lagi: „Song Heng djangan, sala mengarti, apa jang akoe soeda berboeat, tiada lebi tiada koerang, jaitoe sebagi kewadjiban pada sesamanja."

„Ja, sasoenggoenja Thio Indjin ada sa orang jang sanget berboedi", mamoedji Song Sie, „tetapi akoe jang soeda menerima orang poenja boedi, mana bisa senang tiada membales itoe. Pertjajalah, toean toean; betoel ini tempo dirikoe ada terpandang renda, tapi dalem tempo jang begitoe lekas dirikoe nanti kaloear dari ini tempat dan akoe manti djadi sa-orang jang paling beroentoeng.