Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/170

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 731 —

Baginda toetoep persidangannja, sedeng sekalian ambtenaar satoe persatoe berdjalan poelang.

Antara brapa pembesar jang paling merasa girang tempo kaloear dari singgasana, tjoema Lu Kok Tjaij sadja saorang, ia ini merasa sanget beroentoeng lantaran advis-advisnja, dengen tiada dibanta, soeda ditrima baek oleh Baginda, hingga boeat ia ada menaro pengharepan besar, bahoea maksoednja aken kesampean.

Tapi sebaliknja Souw Gie-soe kena pegang boentoet andjing. Ini pembesar poen merasa atas, penjeraan Baginda bagi dirinja Song Sie, sekarang ia dapet satoe tanggoengan jang boekan enteng. Koetika sampe di kantoornja sendiri dari singgasana radja, di sitoe ada berkoempoel banjak orang, jang satoe persatoe ada membawa perkara. Lebi doeloe ini pembesar poelang ke gedongnja aken bersantap, seabisnja itoe ia pergi ka kantoornja, di mana tempo matahari soeda miring ka koelon, baroe itoe orang-orang jang minta dioeroes perkaranja djadi slese Kamodian ia panggil hambanja, prenta orang itoe pergi ka pendjara dan minta Thio Eng, jang pegang djabatan Cipier dateng di kantoornja pada koetika itoe djoega.

Letaknja roemah pendjara itoe tiada brapa djaoe, maka tiada lama itoe hamba jang diprenta soeda balik kombali dengen mengadjak Thio Eng.

Ini pembesar boei lantas mendjoera seraja mem-