Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/159

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 718 —

poenja pikiran tiada selamanja sama, djadinja laen orang laen pikirannja; satoe perkara jang kita berboeat ada goenanja kebaekan, sering djoega ada itoe orang jang menjela koerang baek, samentara soeatoe pakerdja'an jang semata-mata aken mengeniaja pada sesamanja, tiada koerang. orang bilang bahoea hal itoe ada perboeatan amal! Soenggoe kaloe kita orang ada dapetken hal-hal jang demikian dada bole djadi meleka!”

„Dan boekan sadja begitoe,” menjamboeng Sie Long Boen Kim, di kolong doenia ini ada terdiri brapa matjem tabeat hina dari menoesia; paling hina dan kedji, adalah orang jang ingin mendapet kaoentoengan dengen membikin jilaka dan meroegiken pada laen orang. Lagi sering terdapet orang jang berboeat lempar batoe semboèni tangan, satoe perboeatan jang paling hina dan harces di koetoek oleh Allah!”

Perkata'annja ini pembsar jang tiada di sengadja, soeda membentoer begitoe keras hatinja Lu Kok Tjaij. la moendoer brapa tindak dan kaloe toeroet hawa napsoenja, bole djadi ia soeda tjekek lehernja itoe pembesar. Ini dorna tiada bodo dan ia poen ada poenja pikiran, kaloe perkara begitoe sadja ia berlakoe kasar nisljaja dirinja nanti di lempar lebi doeloe ka dalem pendjara.

Satoe doea, achirnja berapa blas ambtenaar soeda dateng berkoempoel di depan gedong,