„Saudara², semua sudah beres. Kawan kita menjikat pendjaga didalam kantor! Disitu sadja, kami bereskan petibesi!"
Sajapun kembali memasuki tangga jang kanan-kirinja berdiri dinding. Tiba² dibawah terdengar bentak inspektur polisi kawan kami dulu memerintah bandit² dibawah untuk menjerah. Maklumlah saja, bahwa polisi² jang bersembunji dimana-mana itu mulai menjergap.
Tidak lama.
Tembak-menembak terdjadi. Tetapi berlaku hanja lima menit, sudah itu terdengar teriak menjerahkan diri.
Bereslah dibawah. Gerombolan perampok jang saja adjak keperangkap itu tertangkap dengan mobil²nja sekali.
★★★
Saja, Manuel dan inspektur kawan kami bersama-sama menudju hotel Capitol. Disana sudah banjak polisi dan djuga Haris dengan kommissaris Dahlan.
Disambutnja saja dengan muka jang muram.
„Gagal, Niko! Han Ping Lok telah lari."
„Tidak seorangpun tertangkap didalam hotelnja ?
„Ada jang luka parah kena tembak polisi ketika hendak melawan!"
Saja, Manuel dan Haris dengan kommissaris Dahlan mendekati ambulance dimana kiranja orang jang memimpin dalam pentjulikan terhadap saja dan Manuel dulu terlentang dan sedang diobati. Orang Indo, jang mukanja seperti Walter dulu.
Orang itu saja dekati. Dipandanginja saja dengan marah.
„Bagus, bung! Saudara sudah tertangkap polisi dengan bukti njata!"
Dia marah. Hendak meronta, tetapi sakit jang ditanggungnja terpaksa melemahkan dia.
Sesudah susah pajah membudjuk dia, achirnja mengakulah.
Namanja sendiri Jacob van Nieuwenhuizen, saudara dari Walter van Nieuwenhuizen. Tiba² sadja didengar kabar bahwa Walter tertangkap tangan oleh polisi, hal ini ditakutkan oleh-
82