Halaman:Taman Siswa.pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

8

Angin topan dan hasilnja:
pembentukan negara Indonesia.

Djatuhnja negeri Belanda dalam bulan Mei '40 menimbulkan dari pihak Indonesia banjak pernjataan² turut merasa dan pernjataan² bersedia untuk membantu memperdjuangkan pembebasan Belanda. Tetapi reaksi kedua atas keadaan ini adalah keinginan jang makin besar, supaja kepada Indonesia diberikan sekarang tingkat pemerintahan sendiri jang sesuai dengan keadaan. Pemerintah di London masih belum bersedia untuk sementara memenuhi keinginan ini. Sudah sedjak itu terdjadi perpetjahan moril jang mendjadi benih proklamasi '45.

Tetapi bangsa Indonesia masih menderita tekanan kolonial dahulu dari pendudukan Djepang jang makin kuat dan memakai tjara² modern, dimana pemimpin² bangsa Indonesia lama kelamaan dengan tidak dikehendaki mereka sendiri mendapat kesempatan untuk memperdjuangkan kemerdekaan mereka. Untuk memulainja orang² Djepang jang masuk menjerbu itu mengakui sebagai empat pemimpin rakjat dipulau Djawa: Sukarno, Hatta, Dewantoro dan Kjai Hadji Mas Mansur dan kepada mereka diberikan pimpinan Putera (Pusat Tenaga Rakjat). Tetapi baru setengah tahun kemudian (Des. '42 sampai Djuni '43) kantor ini diganti dengan Djawa-Hokokai dibawah pimpinan Djepang seluruhnja. Kjai Mansur, jang harus mendjalankan putusan² jang bertentangan dengan djiwa Islam, mendapat penjakit djiwa dan meninggal. Dewantoro telah segera menolak segala tindakan² didepan umum, barangkali untuk menunggu, bersama-sama dengan rakjat Indonesia, pada waktu hidupnja kembali pendjadjahan mutlak ini, tumbuhnja buah djagung, karena menurut ramalan lama dan jang malahan dikatakan berasal dari radja Hindu-Djawa Djojobojo (abad ke 12), pendjadjahan oleh suatu bangsa kate dari Utara tidak akan lama.

Politik Djepang bukanlah djuga ditudjukan untuk menggiatkan pengadjaran. Oleh penghapusan bahasa Belanda (dan segala guru² Belanda) dan pengandaian setjara teoretis lamanja pengadjaran rendah enam tahun, perbedaan antara H.I.S. dan sekolah desa mendjadi hilang. Djumlah sekolah² menengah dibatasi benar dan menjelenggarakan sekolah² partikulir dilarang. Lebih sesuai dengan maksud² Djepang dikemudian hari untuk bangsa Indonesia dianggap sekolah² kedjuruan untuk pertanian atau pertukangan. Disekolah-sekolah biasa banjak waktu disediakan untuk gerak badan dan pendidikan semangat. Djuga bahasa Djepang harus diadjarkan.

Keadaan ini mempunjai akibat² jang berbahaja sekali untuk pengadjaran Taman Siswa. Memang ditjoba untuk tidak mengikuti seboleh-bolehnja rentjana peladjaran resmi dan pengadjaran landjutan dipertahankan sembunji² dengan memakai segala alat dan djalan untuk mengelakkan pengawasan Djepang. Hanja sajang, bahwa tidak pada semua tempat ada tjukup bahan² dan guru² untuk menampung larangan sekolah² menengah dengan mendirikan Taman Tani sebagian besar untuk kamouflage, supaja sedapat mungkin pengadjaran diteruskan dengan patjol² digudang

46