Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/78

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

perundingan di Caleppa ini Kajao Laliddo memainkan peranan yang penting. Di dalam perundingan itu dicapai hasil antara lain sebagai berikut:

  1. Daerah-daerah sampai ke Sungai WalanaE di sebelah barat dan sampai daerah Ulaweng di sebelah utara diserahkan kepada kerajaan Bone.
  2. Sungai Tangka′, yakni sebuah sungai di perbatasan Bone dan Sinjai, menjadi perbatasan kerajaan Bone dan kerajaan Gowa. Daerah di sebelah selatan sungai itu termasuk daerah atau wilayah kekuasaan kerajaan Gowa, sedang daerah di sebelah utara sungai itu termasuk wilayah
    kekuasaan kerajaan Bone.
  3. Negeri atau daerah Cenrana masuk daerah kekuasaan kerajaan Bone.

Di dalam bahasa Makasar perjanjian antara Gowa dan Bone ini disebut ”Ulukanaya ri Caleppa”, artinya perjanjian di Caleppa. Setelah perjanjian ini tercapai, maka perutusan atau delegasi kerajaan Gowa kembali ke Gowa. Setibanya di Gowa, maka tidak lama kemudian dinobatkanlah Karaeng Tunijallo sebagai Raja Gowa yang ke XII.

Pelantikan Karaeng Tunijallo sebagai Raja Gowa yang ke XII dihadiri pula oleh Raja Bone La Tenrirawe Bongkange yang datang ke Gowa bersama Kajao Laliddo. Kemudian Karaeng Tunijallo mengadakan perjanjian persahabatan dengan Raja Borie. Pada upacara peresmian perjanjian itu senjata pusaka kerajaan Gowa yang disebut ”Sudanga” dan senjata pusaka kerajaan Bone yang disebut ”Lateariduni” diletakkan berdampingan di sebuah tempat yang keramat di dalam istana Raja Gowa. Hal ini menambah khidmat dan agungnya suasana perjanjian persahabatan itu. Di dalam perjanjian persahabatan itu antara lain dinyatakan: ”Musuh-musuh Raja atau kerajaan Gowa adalah pula musuh-musuh Raja atau kerajaan Bone. Demikian pula sebaliknya, musuh-musuh Raja atau kerajaan Bone adalah musuh-musuh Raja atau kerajaan Gowa. Rakyat Gowa yang masuk ke wilayah kerajaan Bone adalah seperti mereka itu masuk ke negerinya sendiri. Sebaliknya pula rakyat Bone yang masuk ke wilayah kekuasaan kerajaan Gowa adalah mereka seperti berada di negerinya sendiri.”

64