Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/311

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Sungguhpun SULTAN HASANUDIN sudah lama pergi, namun nama dan perjoangan beliau tetap hidup di dada putera-puteri lndonesia yang mencintai tanah-airya. Nama Sultan Hasanudin tetap dikenang dan tetap tercantum dengan tinta emas di dalam sejarah perjoangan bangsa Indonesia.
Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan Sultan Hasanudin wafat meninggalkan nama yang harum. Beliau tetap dikenang sebagai PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA yang gagah-berani. Gelar PAHLAWAN NASIONAL beliau diteguhkan dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 6 Nopember 1973 No. 087/Tk/Tahun 1973.
Sultan Hasanudin telah mengorbankan kesenangan hidupnya untuk membela kehormatan negerinya. Beliau telah memimpin pahlawan-pahlawan Gowa mempertahankan setiap jengkal bumi tanah-airnya dengan tetesan darah dan semangat pelaut Makasar yang bersemboyan: "KUALLEYANGNGI TALLANGA NA TOWALIA" artinya "Aku memilih tenggelam dari pada balik kembali". Jadi pelaut-pelaut Makasar yang gagah-berani pantang berbalik kembali sebelum tujuannya tercapai.
Sultan Hasanudin telah meninggalkan kepada kita anak-cucunya lembaran sejarah perjoangan ayam jantan yang ditulis dengan tinta emas. Sultan Hasanudin dan pahlawan-pahlawan Gowa telah mewariskan kepada kita putera-puteri Indonesia yang mencintai tanah-airnya semangat pahlawan bahari: "Lebih baik mati tenggelam dari pada kembali". Untuk Pahlawan Hasanudin kami gubahkan syair pelaut di bawah ini:

Sekali perahuku bertolak
meninggalkan pelabuhan
biar angin ribut datang
layar habis terkoyak
kembali patah oleh gelombang
namun pelaut pantang
putar haluan
balik kembali ke pangkalan.

292