Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/244

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

yang dipimpin oleh Trunojoyo orang-orang suku Makasar di bawah pimpinan Karaeng Galesong mengadakan perlawanan terhadap Belanda (V.O.C.) di Pulau Jawa.

Demikianlah pada tanggal 18 Nopember 1667, di sebuah desa yang dinamakan Bungaya yang terletak di dekat Barombong yang baru saja direbut oleh pasukan-pasukan Belanda dan sekutunya, diadakan perundingan. Perundingan inilah yang kemudian menghasilkan sebuah perjanjian yang terkenal di dalam sejarah Indonesia dengan nama "P E R J A N J I A N B U N G A Y A ". Oleh orang-orang Belanda perjanjian ini disebut: " H E T B O N G A A I S V E R D R A G ". Orang-orang Makasar menamakan perjanjian itu " C A P P A Y A R I B U N G A Y A " artinya Perjanjian di Bungaya.

Jadi nama yang benar dan tepat untuk perjanjian ini ialah " P E R J A N J I A N B U N G A Y A ". Banyak penulis sejarah dan sejarahwan kita yang mengikut-ikuti kesalahan orang-orang Belanda dan menarnakan perjanjian itu:

1. Perjanjian Bongaya seperti yang dapat kita lihat di dalam
a)buku "Sejarah Kebangsaan" jilid 2 oleh J. Wiramihardja dkk. Penerbit Bina Cipta - Bogor 1966 halaman 18;
b)"Sejarah Indonesia" oleh Dra. Darsiti Soeratman jilid II Cetakan ke VI 1966 Majelis Luhur Taman Siswa Yogyakarta halaman 32;
c)"Buku pelajaran Sejarah Indonesia" oleh M. Endo Hardjasoewita jilid II cetakan ke VII halaman 45.

Bahkan ada pula yang menamakan perjanjian itu:

2. Perjanjian Bonggaya seperti yang dapat kita baca di dalam buku:
a) "Nusa dan Bangsa" oleh Sutrisno Kutojo jilid I cetakan kesembilan, halaman 83;
b) "Sejarah Indonesia" oleh Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto jilid II Indira 1961, halaman 41;
c) "Timbulnya Militerisme Ambon" oleh I.O. Nanulaita, Bhratara 1966 Jakarta, halaman 97.

Kesalahan-kesalahan yang tersebut di atas bersumber pada kesalahan yang diperbuat oleh orang-orang Belanda yang salah menyebut kata Bungaya menjadi Bonggaya. Kata Bungaya ber-