Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/149

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kemudian datang orang-orang Belanda (V.O.C.) yang hendak memaksakan monopoli perdagangannya di Maluku. Agar dapat mengawasi dan mengatur jumlah hasil rempah-rempah di pasar dunia, direncanakan oleh Belanda (V.O.C.) konsentrasi atau pemusatan produksi cengkeh di Ambon dan Uliase, sedang pala di Banda. Untuk itu pohon-pohon cengkeh di Hoamoal dan pulau-pulau di sekitarnya harus dimusnahkan. Selanjutnya rakyat pulau Ambon dan Uliase yang dikuasai oleh Kumpeni Belanda (V.O.C.) dikerahkan untuk menjalankan kerja rodi menanam pohon-pohon cengkeh di daerah mereka. Juga tenaga rakyat laki-laki dikerahkan dalam pelayaran-pelayaran hongi untuk mengayuh atau mendayung perahu kora-kora. Hal ini merupakan suatu tragedi lagi di dalam sejarah rakyat Maluku. Sedang sebagian dari rakyat berjuang mati-matian untuk mempertahankan hidupnya, sebagian lagi dikerahkan untuk menghancurkan hidup itu. Dalam buku beliau "Timbulnya militerisme Ambon" I.O. Nanulaitta antara lain menulis: "Sedang rakyat diperkenalkan dengan cinta-kasih Kristus oleh Kumpeni, rakyat itu pula yang dipakai untuk memusnahkan dan menghancurkan. Mula-mula pohon-pohon dan tanaman, kemudian juga manusia yang dimusnahkan dan dihancurkan".

Ekstirpasi dan pelayaran hongi mengancam kehidupan rakyat Maluku. Korban ekstirpasi yang pertama ialah rakyat Hoamoal. Dalam tahun 1625 hongi memusnahkan beribu-ribu pohon cengkeh. Ada yang ditebang, ada yang dibakar dan ada pula yang dikuliti batangnya. Pemusnahan ini membangkitkan amarah yang luar biasa. Hanya mereka menunggu waktu saja untuk mengobarkan peperangan guna mempertahankan hak hidup. Bahwa monopoli dan ekstirpasi memusnahkan kehidupan rakyat Maluku sudah terang. Cengkeh dan pala bagi rakyat Maluku adalah seperti beras bagi rakyat Jawa. Pokok pencaharian mereka dimusnahkan. Dalam keadaan demikian dapatkah rakyat mengelakkan kekerasan? Hanya rakyat pengecutlah yang akan menyerah terhadap tindakan-tindakan yang lalim dan sewenang-wenang itu. Rakyat Maluku mengangkat senjata untuk mempertahankan hak hidupnya.

Keadaan di Ambon, Uliase dan Hoamoal makin lama makin buruk. Monopoli dan hongi makin lama makin merajalela. V.O.C. bertindak sewenang-wenang dan kejam di kepulauan Maluku. Akhirnya sampai tiga kali berkobar peperangan yang

135