Di dalam suratnya kepada pimpinan V.O.C. di negeri Belanda Gubernur Jenderal Van der Lijn memberikan penjelasan tentang kebijaksanaan keuangan yang ditempuhnya itu. Dijelaskannya bahwa beliau membayar f. 13.000 (tiga belas ribu gulden) lebih banyak dari pada yang dituntut oleh Raja Gowa, karena Kumpeni (V.O.C.) berhasil memperoleh keuntungan yang besar dari penjualan barang-barang di Tayuan. Selanjutnya Van der Lijn menyatakan bahwa jumlah uang tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan biaya dan kerugian yang pasti akan diderita oleh V.O.C. jika terjadi peperangan terbuka antara V.O.C. dan kerajaan Gowa. Kebijaksanaan Van der Lijn ini diakui dan dibenarkan pula oleh orang-orang di negeri Belanda. Kalau tidak, Belanda (V.O.C.) pasti akan menemui dan menghadapi kesulitan yang lebih besar. Dengan berperang melawan kerajaan Gowa, V.O.C. pasti akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi.
Setelah segala usahanya untuk memperoleh izin menempatkan wakil tetapnya dan membuka kantor dagangnya di Sombaopu gagal, maka Belanda mulai mencoba mempergunakan siasat yang lain. Belanda mulai berusaha menjelek-jelekkan bangsa-bangsa yang menjadi saingan dan musuh besar orang-orang Belanda. Di dalam surat yang dibawa oleh utusan Belanda (V.O.C.) yang bernama Evert Janssen Buys pada tanggal 28 Pebruari 1650 ke Sombaopu berisi antara lain:
Bahwa dalam peperangan antara Belanda dan Sepanyol, kerajaan Sepanyol harus mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Belanda dan bahwa Sepanyol harus memenuhi segala tuntutan Belanda. Sebagai bukti Evert Janssen Buys disuruh pula me-
122