Halaman:Sultan Hasanudin menentang VOC.pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pun di dalam adat kerajaan Gowa kata-kata atau amanat Raja Gowa tidak boleh dibantah dan harus ditaati serta dilaksanakan. Di dalam bahasa Makasar kita mengenal kata-kata adat yang berlaku di dalam kerajaan Gowa sebagai berikut: ”MAKKANAMA' NU MAMMIO” artinya: ”Aku berkata dan kalian hanya mengiakan”. Di sini jelas bahwa kata-kata Raja Gowa merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi dan harus ditaati oleh rakyat Gowa. Rakyat Gowa pada masa itu menerima dengan tulus-ikhlas pula kata-kata itu dan menyambutnya pula dengan kata-kata yang diadatkan sebagai berikut: ”AKKANAMAKI′ NAKI′MAMMIO” artinya: ”Bersabdalah Tuanku dan kami (rakyat) akan mengiakan”. Jadi di sini rakyat Gowa menjawab dengan tegas bahwa mereka selalu siap mentaati dan melaksanakan segala sabda atau titah Rajanya.

Pada waktu itu kerajaan Gowa merupakan kerajaan yang terbesar kekuasaannya di Sulawesi-Selatan, bahkan di Indonesia bagian timur. Raja Gowa sangat besar kekuasaannya dan baginda sangat ditaati oleh rakyat. Betapa besar kekuasaan Raja Gowa dan betapa patuhnya rakyat Gowa terhadap Rajanya dapat kita lihat pada apa yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkan oleh orang yang sedang ”MANGNGARU′." Mangngaru′ ialah suatu upacara mengucapkan sumpah setia yang lazimnya dilakukan oleh seorang pembesar kerajaan atau seorang prajurit Gowa di hadapan Raja Gowa. Orang yang sedang ”mangngaru′" itu mengucapkan kata-kata sebagai berikut:
KARAENGKU ANGING NA INAKKE LEKO′ KAYU
KARAENGKU JE′NE INAKKE BATANG MAMMANYU′
IRI′KO ANGING NAKURUNANG LEKO′ KAYU
ASSOLONGKO JE′NE NAINAKKE BATANG MAMMANYU′
AKKANAI KARAENGKU NA INAKKE APPAJARI

Jikalau kata-kata di atas itu diterjemahkan agak bebas ke dalam bahasa Indonesia, maka artinya adalah kira-kira sebagai berikut:
Rajaku angin dan aku daun kayu
Rajaku air, aku batang yang hanyut
Bertiuplah wahai angin dan aku daun kayu menuruti
kehendak angin yang bertiup
Mengalirlah wahai air dan aku batang yang hanyut (pasti
mengikuti ke mana air mengalir)
Bertitahlah Rajaku dan aku akan melaksanakan.


87