Lompat ke isi

Halaman:Soeara Moeslimin - 1-12-1943.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Djawaban T. Soetardjo:

  Atoeran tata-negara dan kepolisian di Nippon benar-benar mentjotjoki apa jang kami idam-idamkan boeat negeri kami disini. Pokoknja: pemerintahan dan kepolisian disana mendjadi alat negara jang sebaik-baiknja boeat memimpin

dan mendidik rakjat, hingga ia mentjapai tingkatan jang tinggi. Poen pengadjaran disoesoen dan ditoedjoekan kepada toedjoean itoe. Tidaklah mengherankan, bahwa rakjat di Nippon dalam keadaannja lahir batin dan dalam penghidoepannja sehari-hari menoendjoekkan sifat jang lebih baik dari pada jang diperlihatkan bangsa-bangsa jg. dipimpin menoeroet paham dan tjara kebaratan.

  Djawaban T, R. P. Ir. Soerachman:
  Pekerdjaan polisi disana tidak teroetama mengintip-intip dan menangkap orang jang melanggar atoeran, melainkan mendjaga dan memimpin orang, soepaja djangan sampai melanggar atoeran itoe. Mereka bekerdja sebagai bapa, mendjaga dan memimpin, boekan sebagai moesoeh, mengintip dan menangkap.

Djawaban T. Soebroto:

  Perhoeboengan diantara Ra’jat dan Pemerintah (dan bagian-bagiannja, seperti Pangreh Pradja dan Polisi) rapat dan kokoh sekali. Perhoeboengan itoe seroepa perhoeboengan diantara bapa dan anak. Hal ini adalah akibatnja pendidikan, dimana-manapoen djoega, jang dioeroes dengan teliti dan seksama. Dengan moedah dapat dimengerti, bahwa Pegawai Polisi ta’ perloe memegang sendjata. Jang menarik hati saja, ja’itoe, bahwa semendjak petjahnja peperangan Soetji ini, banjaknja kedjahatan

dan pelanggaran toeroen hingga + 50%.

  Diawaban T. Parada Harahap:
  Kepertjajaan rakjat, moelai kanak-kanak sampai kepada orang toea terhadap pada polisi,

sangat bagoes. Kesan saja:

  Pegawai Polisi di Nippon itoe dipandang orang sebagai penoeloeng dan pelindoengnja.
  Sifat dan tertib pegawai polisi Nippon jang manis tetapi adil dan bersifat soeka menolong, menjebabkan ia dapat kepertjajaan dari rakjat.
  Djawaban T. Soekardjo Wirjopranoto:
  Tentang pengadjaran ada perobahan. Sekolah rendah diperpandjangkan dari 6 sampai 8 tahoen. Beberapa sekolah tinggi ditoetoep dan stoeden-stoedennja masoek Balatentara.
  Keadaan tatanegara disesoeaikan dengan kepentingan perang misalnja partai-partai politik telah diboebarkan.

Pertanjaan 6:

  Bagaimanakah halnja menjoembangkan tenaganja dengan kemaoean sendiri moerid-moerid sekolah laki-laki maoepoen perempoean, dari sekolah

rendah sampai sekolah tinggi?

  Djawaban T. R. P. Ir. Soerachman:
  Sekolah² di Nippon dari jang rendah sampai jang tinggi, semoeanja mendjadi djembatan jang merapatkan perhoeboengan antara anak-anak dan pemoeda-pemoeda dengan masjarakat bangsanja. Dari masih dalam sekolah soedah tertanam rasa wadjib menjoembangkan tenaga oentoek masjarakat oemoem dikalangan mereka. Diwaktoe sekolah ditoetoep, moerid-moerid mengerdjakan pekerdjaan oemoem, seperti membersihkan djalan-djalan, taman-taman dan sebagainja dalam kota. Dan diloear kota, mereka bekerdja disawah-sawah dan dikeboen-keboen membantoe pekerdjaan kaoem tani mengoeroeskan sawah-ladangnja. Sekaliannja itoe mereka kerdjakan dengan maoe sendiri dan

dengan soeka hati. Djoega moerid-moerid sekolah mendapat didikan militer, tidak hanja oleh goeroe sekolah biasa sebagai peladjaran tambahan atau sambilan, melainkan oleh pihak militer sendiri.

  Djawaban T. Soepandi:
  Sekalian moerid-moerid sekolah dari semoea tingkatannja, sama pergi ke ladang atau ke sawah, oentoek menolong kaoem tani dalam pekerdjaannja.
  Moerid² sekolah setiap waktoe mengirimkan barang² kepada para pradjoerit di medan perang sebagai penghiboer mereka. Dan kadang-kadang

moerid² itoe dengan sendirinja mengoempoelkan oewang oentoek diserahkan kepada Pemerintah. Wang itoe diperolehnja dengan perantaraan mendjoeal barang-barang jang dibikinnja sendiri. Selainnja mereka bekerdja diladang dan disawah, djoega mereka membersihkan djalan-djalan dan sebagainja.

  Djawaban T. Parada Harahap: 
  Boekan pemoeda² sadja, tetapi orang toeapoen djoega mengerdjakan dengan soeka rela pekerdjaan pembersihan pekarangan, djalan-djalan, atau pergi ke ladang beramai-ramai

oentoek bekerdja. Menoeroet pendapatan saja selama di Nippon, njatalah keadaan jang tenang dan rapi disana itoe sebagian karena ketjakapan dan rapinja pekerdjaan kaoem iboe disana.

  Ketjoeali adanja Tonari Gumi, poen adat-istiadat dan tjara beroemah tangga dan keloearga jang amat rapat perhoeboengannja sangat banjak memberi bantoe kepada rapinja keadaan penghidoepan di Nippon.
 Ketjocali adat-istiadat Nippon jang menjebabkan Wanita Nippon semendjak  ketjilnja

sampai memasoeki roeangan beroemah tangga (kawin), bagaimana soepaja mendjadi seorang isteri, seorang iboe bagi anaknja dan achirnja sebagai iboe bagi masjarakat.

Pertanjaan 7:

  Bagaimanakah tentang keboedajaan Nippon jang indah dan jang sesoeai dengan perasaan ketjantikan ketimoeran?
  Djawaban T. R. Soepomo:
  Keboedajaan Nippon, mitsalnja kesenian jang menarik hati, ialah kesenian mengarang boenga, meloekis, kesenian klasiek jang dipertoendjoekkan di Kabuki dsb, memang benar-benar bertingkat tinggi atas dasar ketimoeran.
  Djawaban T. Soetardjo:
  Keboedajaan Nasional Nippon jang asli soenggoeh loe-

9