Halaman:Si Umbut Muda.pdf/115

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ia tengah halaman — lalu naik ia sekali — kerumah Puteri Rambun Emas.

Lama lambat ia disana — diranah Kampung Teberau — habis hari berbilang pekan — habis pekan berbilang bulan — tjukup tudjuh bulan pepat — 'lah sakit si Umbut Muda — sakit nan tidak djaga lagi — minum tidak makanpun tidak — makin diobat makin sangat. 'Lah rusuh hati si Gelang — Jah mabuk hati si Rambun — siang malam menangis sadja. Karena untung takdir Allah — 'lah sakit pula si Gelang. Terdengar ke Kampung Aur — datanglah pula ibunja — datang Puteri nan berenam — melihat si Gelang Banjak — melihat si Umbut sakit: dibawa obat dengan tawar. Serta tiba obat dikenakan: baru sebentar obat makan habis pingsan keduanja — lupa dunia seketika. Ada sebentar dua bentar — berkata si Umbut Muda: ,,Mana kau Puteri Rambun Emas — mana ibu bapak hamba — letihlah rasa badan hamba — gojah segala sendi tulang — rezeki gerangan nan 'lah habis — djandjian rupanja nan 'Iah sampai. Beri ampun hamba oleh bapak — beri ma'af hamba oleh ibu — relakan apa nan termakan — relakan djerih pajah ibu — ma'afkan kata terdorong — baik lahir baikpun batin—djangan mendjadi utang piutang.”

Mendengar kata demikian — menangis ibu si Umbut — menangis orang nan banjak.

Berkata pula si Gelang — suaranja sajup-sajup sampai: ,,O ibu, udjarku ibu — dengarkan benarlah oleh ibu! Tentang kepada badan hamba — ' ah datang pula nan mendjemput — rasa "kan sama kami hilang — beri ma'af hamba banjak-banjak beri ampun hamba kini-kini — djangan berutang diachirat, selamat ibu nan tinggal — selamat pula kami nan pergi. Hanja sebuah

116