Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

48

jang koeroes itoe, dihapoesnja sebentar-sebentar dengan loetoetnja. Maka boedak jang miskin itoepoen mengeloehlah:

„Adoeh emak! Mengapa emak tinggalkan kami. Bawalah anak bersama-sama ; tijada tertahan 'azab dan siksa jang tijada berkepoetoesan ini.”

Meminta-minta sedekah kepada orang jang tijada dikenal. Itoe sekali-kali ija tijada soeka. Amat maloe ija mengerdjakan pekerdjaan itoe. Akan tetapi apa boléh boewat! Ija tijada boléh meninggalkan adiknja jang masih ketjil itoe. Boekankah terkadang-kadang ija dapat membagi adiknja nasi akan obat lapar daripada sedekah jang diperoléhnja djoega?

Maka berboenji dalam telinganja perkataan iboe tirinja: „Lima poeloeh sén.” Sekarang baroe ada doewa poeloeh lima sén, karena seketip soedah dibelandjakannja. Lagi doewa poeloeh lima sén! Darimana hendak ditjarinja? Hari soedah malam dan djalan-djalanpoen soedah sepi ; lebih-lebih karena hoedjan jang dingin itoe.

Si Djamin soedah kerap kali poelang ke roemah membawa oewang sedikit sadja, sehingga ija kena marah. Si Inem selaloe menjalahkan dija, dikatakannja koerang pandai dan koerang berani meminta-minta.

Itoepoen mémang betoel. Ija maloe berboewat seperti boedak-boedak peminta sedekah jang lain. Boedak-boedak jang lain itoe meminta oewang dengan beberapa perkataan jang memoedjoek-moedjoek ; kadang-kadang dengan berdoesta. Meréka itoe tijada maoe berhenti meminta dan tijada maloe menoeroet-noeroetkan orang, sampai orang itoe membagi oewang, kadang-kadang karena maloe atau bosan diiringkan anak peminta-minta jang seroepa itoe. Maka orang itoe memberi sedekah, hanjalah soepaja ija terlepas, boekanlah karena belas kasihan. Itoelah jang tijada dapat ditiroe dan diperboewat oléh si Djamin, maka sebab itoe ija kerap kali dimarahi oléh si Inem. Kalau ija meminta sedekah, bijasanja ija hanjalah menadahkan tangannja sadja, sambil melihat kepada orang itoe dengan matanja jang seolah-olah berkata: „Tolong, kasihanilah hamba orang miskin ini.” Akan tetapi sepatah katapoen tijadalah keloewar dari moeloetnja, karena bila ija hendak berkata, léhérnja sebagai terkoentji. Maka kerap kali orang jang laloe-lintas, tempat ija meminta itoe, berdjalan teroes sadja dengan