Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

38

akan menjampoerkan dirinja membantoe saudaranja jang tersiksa itoe.

Akan tetapi dalam dadanja adalah tersimpan hati jang menjajangi akan abangnja, maka dendam dan kebentjian berkoempoel-koempoellah terhadap kapada si Inem, hantoe penjiksa itoe.

——————

BAGIAN KE 111.

DI DJALAN BESAR.

Si Djamin berlari-lari terhoejoeng-hoejoeng, sebab ija terlampau keras ditolakkan dari pintoe roemah itoe. Setelah sampai ija di djalan besar, ija menoléh kebelakang melihatkan si Inem, jang menoetoepkan kembali pintoe itoe dengan segera. Maka ijapoen kembalilah dijam-dijam dan dengan hati-hati didengarnja, kalau-kalau si Inem menghentam adiknja poela. Soekoerlah tijada soewatoe apa didengarnja; adiknja tijada menangis.

Hatta maka pada waktoe itoe hari beloem terang tjoewalja. Akan tetapi fadjar, jang meroepakan langit sebagai bersapoe air mas pada sebelah timoer, soedah menjingsing, 'alamat matahari jang permai itoe soedah hampir hendak keloewar dari peradoeannja. Bintang-bintang, jang bertaboeran di langitpoen hilanglah, karena ketakoetan melihat tjahaja radja-sijang jang gagah itoe. Hanjalah bintang timoer masih kelihatan bertjahaja gemerlapan bertambah-tambah melap sebagai pelita kekoerangan minjak. Maka poetjatlah tjahajauja seolah-olah menoeroet berdoekatiita dengan si Djamin, jang berdiri ditengah djalan dengan masgoetnja itoe. Djalan-djalan dan lorong-lorong masih soenji; orang banjak beloem meninggalkan tempat-tidoernja lagi. Pada pagi hari jang sedjoek itoe emboen mengaboet mengalangi pemandangan mata ke tempat jang djaceh. Akan tetapi perasaan sedjoek itoe menjeuangkan napas dan dada, sehingga hati si Djamin jang marah itoe moelaïlah tawar, sebagai besi jang panas direndam kedalam air jang sedjoek. Oléh sebab hawa pagi jang sedap itoe maka boeroeng-boeroeng, jang soedah meninggalkan sarangnjapoen menjanjilah bersahoet-sahoetan dari pokok-pokok kenari jang tinggi-