Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/114

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

96

Soenji dan lengang di tempat pekoeboeran itoe seolah-olah menoendjoekkan, bahwa matahari, angin dan boeroeng-boeroeng sekalijan sama berdoekatjita karena kematian si Djamin, boedak jang toeloes dan ichlas itoe.

Toeloes dan ichlas! Ja, sesoenggoehnja ija toeloes dan ichlas! Selama hidoepnja ija setija kepada perkataan iboeaja, jang mengoekirkan kesoetjian didalam kalboenja. Matinjapoen tijada lain sebabnja ijalah karena menoeroet ketoeloesan hatinja itoe djoega.

Dengan hati-hati orang penggali koeboer mengangkat peti majat itoe dari atas keréta, laloe diletakkannja dengan perlahan-lahan kedalam koeboer itoe. Kemoedijan meréka itoe menimboen koeboer itoe dengan tanah. Setelah peti Itoe tijada tampak lagi, si Djohan meraoeng dengan sekoewat-koewatnja. Si Djamin, jang sebagai iboe-bapaknja itoe, soedahlah berdjalan meninggalkan doeniji jang fana menoeroet negeri jang baka.

Njonja F. memandang keatas, sambil menjapoekan sapoe-tangannja kepada air matanja jang berlinang-linang. Seketika itoe djoega bertijoeplah angin dengan sepoewi-poewi lemah-lemboetnja. Tjabang dan ranting-ranting pohon-pohon beringin dan djawi-djawi, jang kena sinar matahari sandja itoe, bergeraklah gemelai-gemoelai roepanja. Pemandanngan jang demikijan itoe adalah merawankan hati jang melihat.

„Hidoepmoe soedah poetoes. Di doenija engkau menanggoengkan 'azab dan sengsara. Tetapi kematianmoe menjeberangkan engkau ke poelau jang permai. Disanalah engkau beroléh penghidoepan jang senang, jang kekal selama-lamanja," kata njonja F. waktoe meninggalkan koeboer itoe.

Sedjak dari ketika itoe, sesoedah si Djamin meninggalkan doenija, si Djohan tinggallah di Pasar Senén di roemah Kong Soei; Fi tijada sampal hati menjoeroeh dija balik ke roemah.

Si Inempoen tijada ada lagi di roemah. Kawan-kawan sekampoengnja di Taman Sari tijada mengetahoei, entah kemana perginja. Beberapa hari kemoedijan Kong Soei membatja dalam soerat kabar „Pemberita Betawi," bahwa seorang pengail mendapat majat seorang perempoewan didalam sengai, ditepi djalan ke Antjol. Setelah diperiksa dokter, ketahoeanlah, bahwa perempoewan itoe. mati lemas adanja. Akan tetapi seorangpoen tijada mengetahoei