Halaman:Sepanjang Abad Sastrawan Sumatera Barat.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Setelah "Aku" banyak karya-karya lain yang dihasilkan Chairil. Ia tidak hanya menciptakan sajak yang mencerminkan sifatnya yang individualis yang mengakibatkan ia mendapat gelar "Binatang Jalang”, tetapi juga mengangkat segi-segi lain dari kehidupan manusia. Secara keseluruhan puisi aslinya berjumlah 72, dua pvisi saduran, 11 puisi terjemahan. Di samping itu, Chairil juga pernah menulis prosa asli sebanyak tujuh judul dan empat prosa terjemahan. Dari semua puisi dan prosa yang dikarang terdapat 1 buah puisi dan prosa yang menggunakan bahasa Belanda. Puisinya Deru Campur Debu tahun 1969 meraih Penghargaan Seni dari Pemerintah RI.

Karyanya yang lain:

a. Kumpulan Puisi

  1. Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus. 1949. Jakarta: Pustaka Rakyat.
  2. Deru Campur Debu. 1949. Jakarta: Pembangunan.
  3. Tiga Menguak Takdir (karya bersama Asrul Sani dan Rivai Apin). 1950. Jakarta: Balai Pustaka.