Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/192

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sebelum diproses media (bahan) yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu diadakan upacara ritual berupa mantera-mantera atau doa, dengan tujuan agar patung sebagai penjelmaan kembali. roh nenek moyang, dapat memberikan keberkatan. Hal tersebut di atas sifatnya universal, karena demikian adanya, oleh masyarakat primitif dari berbagai bangsa (suku) yang landasan berfikirnya relatif sama.
 Patung-patung Nias seperti yang kita lihat pada ilustrasi gambar, senimannya ,cenderung menciptakan gambar patung-patung dengan pola-pola organik (manusia, binatang) dari bahan batu dan kayu, tentunya bahan-bahan tersebut diproses oleh senimannya sehingga terwujudnya bentuk patung sesuai dengan yang diinginkan oleh yang berkenan memintanya, dalam hal ini adalah raja atau pengetua adat seperti yang telah diuraikan terdahulu.
 Memproses patung misalnya, patung arwah nenek moyang (raja atau pengetua adat yang terdahulu, memakan waktu yang relatif cukup lama pula. Betapa tidak, justru dari awal pengambilan bahan sampai kepada akan memprosesnya (konsep bentuk) upacara-upacara ritual tetap berdampingan lahir batin untuk pemahatnya harus dikorbankan sampai beratus ekor babi.
 Lebih dari pada itu setelah patung selesai (upacara pemindahan roh nenek moyang) pada patung itu dibuat upacara yang sama dengan mengadakan pesta meriah dengan tari-tarian yang diiringi tabuhan.
Peranan Seniman
 Di muka telah disinggung bahwa seni patung Nias kini lebih banyak diolah oleh seniman lain (bukan seniman daerah). Alasan-alasannya disebabkan takut dituduh kafir dan lain sebagainya. Apakah alasan-alasan ini akan berkelanjutan terus atau kembali berkarya menghidupkan seni patung Nias sebagai hasil kesenian daerah atau menyerah mempertahankan alasan-alasan tersebut di atas, dalam hal ini kita masih menantikannya.
 Menurut hemat kami, kemudian dihubungkan oleh himbauan-himbauan pemerintah, sikap bangsa yang pantang menyerah, serta para humanis dan pencinta seni, harga diri para seniman perlakuan ataupun alasan-alasan tersebut seyogyanya tidak terjadi bagi para seniman Nias. Kalau toh ini akan terjadi juga, maka para seniman akan berkabung untuk menyatakan diri bahwa Indonesia sudah kehilangan sesuatu yang paling berharga.

183